CIANJUR, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berharap kasus siswi SDN Babakan, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu, Cianjur, yang digunduli gurunya, diselesaikan secara musyawarah.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Cianjur Aripin, mengatakan, dia telah meminta guru yang membotaki siswi tersebut mendatangi rumah orangtua murid didampingi koordinator pendidikan serta kepala sekolah.
Baca juga: Siswi SD di Cianjur Dibotaki Guru karena Kepala Banyak Kutu
Aripin berharap kedua belah pihak dapat menemukan kesepakatan dan menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
Baca juga: Dituduh Curi Ponsel, Gadis 17 Tahun Dicekoki Miras hingga Digunduli Lima Temannya di Pemalang
“Karenanya, usai menerima kiriman video itu dan setelah dikroscek, benar, saya langsung menginstruksikan kordik setempat, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang bersangkutan untuk mendatangi rumah orangtua wali murid tersebut,” kata Aripin saat dihubungi melalui telepon, Rabu (6/11/2024).
Namun, apa pun hasil mediasi nanti, dinas pendidikan akan tetap memanggil pihak sekolah untuk memberikan laporan resmi dan tertulis terkait kejadian itu.
Aripin mengatakan, dari informasi awal yang diterima, guru mengguduli kepala siswa tersebut karena kondisi rambutnya tidak terawat.
"Niatnya bagus, tapi tindakannya salah, karena itu bukan haknya guru mencukur,” ujar dia.
Guru atau pihak sekolah harusnya menyampaikan terlebih dahulu ke orangtua murid atau ada upaya sekolah untuk membersihkannya.
“Atau bisa memotong rambutnya lebih rapi, bukan dengan cara digunduli, kan itu juga murid perempuan,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan siswi SD di Cianjur, Jawa Barat, menangis karena dibotaki oleh gurunya.
Dalam rekaman video, laki-laki yang diduga kerabat siswi tersebut mengatakan, anak tersebut digunduli oleh gurunya sepulang sekolah karena anak itu punya banyak kutu di kepala.
"Alasan digundulinya katanya banyak kutunya. Ibu bapak guru yang saya hormati, apa tidak ada cara lain selain digunduli kayak begini?" ujar perekam video.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang