BOGOR, KOMPAS.com - Pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, semakin memburuk.
Sebanyak 50 orang terpaksa mengungsi ke tempat aman, termasuk masjid setempat.
"Itu mereka diungsikan sementara ke masjid dan ada yang di rumah sanak saudaranya. Masih di situ juga lokasinya, beda Kampung," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/11/2024).
Pergerakan tanah di wilayah tersebut terjadi sejak Selasa (5/11/2024) sekitar pukul 18.30 WIB dan hingga kini masih mengancam rumah warga.
Baca juga: Puluhan Rumah Rusak akibat Tanah Bergerak di Bojong Koneng Bogor
Adam menyebutkan bahwa sebanyak 52 unit rumah dan satu mushala terdampak langsung, dengan rincian sebagai berikut: enam rumah rusak berat dan sisanya mengalami kerusakan sedang.
Saat ini, rumah yang rusak telah dikosongkan oleh pemiliknya, yang terpaksa tidur di pengungsian di Masjid Al-Muslihun sejak Selasa (5/11/2024) tengah malam.
"Penyelamatan ke warga yang terdampak sudah dilakukan sejak tengah malam kemarin," tambahnya.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD masih melakukan monitoring terhadap warga yang mengungsi.
Adam menuturkan bahwa jumlah warga yang mengungsi kemungkinan akan berubah dan bertambah, begitu pula dengan jumlah rumah yang rusak.
Anggota TRC BPBD memberikan edukasi kebencanaan dan imbauan kepada warga agar tidak mendekat ke lokasi tanah bergerak.
Adam mengkhawatirkan bahwa jika warga kembali ke rumah, hal itu akan berbahaya mengingat intensitas hujan masih meningkat.
"Hujan bisa memicu retakan tanah yang membuat potensi bencana semakin tinggi," jelasnya.
"Yang benar-benar membahayakan itu kita larang kembali ke rumah karena kita tidak tahu potensi kejadian susulan. Apalagi malam dan hujan. Jadi kita imbau ke warga yang terdampak agar jangan kembali ke rumah," pungkasnya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor pada Selasa (5/11/2024) sore telah memicu bencana tanah bergerak di Desa Bojong Koneng.
Baca juga: Jalan Rusak Ditanami Pohon Pisang, Pemkab Blitar Sebut akibat Tanah Bergerak
Bencana ini menyebabkan kerusakan pada 52 rumah dan satu mushala, yang tersebar di Kampung Curug, RT 01, 02, 09, dan RT 15, Desa Bojong Koneng.
Adam Hamdani menjelaskan bahwa tanah bergerak terjadi setelah hujan dengan curah tinggi dan durasi lama yang meningkatkan volume air di dalam tanah, sehingga menyebabkan pergerakan tanah yang berdampak pada beberapa rumah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang