SUKABUMI, KOMPAS.com - Musibah banjir melanda rumah Yati Mulyati di Kampung Simpang RT 7/2, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (5/11/2024).
Yati, yang berusia 60 tahun, tidak pernah membayangkan bahwa hujan deras akan membawa bencana bagi keluarganya.
Saat hujan deras mengguyur, Yati khawatir karena air mulai masuk melalui lubang toilet rumahnya.
Baca juga: UPDATE Banjir Sukabumi: 255 Bangunan Rusak dan 65 Orang Mengungsi
Ia berusaha menahan air dengan alat seadanya, namun tak lama kemudian, air limpasan mulai memenuhi rumahnya dan sempat mendorongnya.
“Tau-tau udah banjir di depan rumah, air udah penuh. Anak saya itu sampai keapung-apung di kasur kan ga bisa jalan, ini si kecil (cucu) ga bisa jalan di kasur masih apung-apungan saya panik,” ungkap Yati saat ditemui awak media di posko pengungsian setempat, Rabu (6/11/2024) sore.
Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Jabar: 200 Warga Bandung Mengungsi, Garut dan Sukabumi Terdampak
Tembok rumah herman yang bersebelahan dengan aliran sungai jebol saat banjir limpasan setinggi oranh dewas. Rabu (6/11/2024).
Yati tidak dapat mengingat dengan tepat pukul berapa kejadian tersebut terjadi, namun ia memperkirakan banjir mulai menerjang rumahnya antara pukul 16.00-17.00 WIB.
Saat itu, anak bungsunya sedang sakit, dan satu cucunya yang menderita epilepsi hanya bisa terbaring di atas kasur.
Dalam kepanikan, Yati berusaha menyelamatkan anak dan cucunya.
Ia menjatuhkan benda berat seperti mesin cuci untuk menahan air yang terus merangsek masuk.
Beruntung suaminya ada di tempat kejadian, sehingga ia dapat menggendong anaknya sementara Yati menggendong cucunya.
“Saya susah jalan juga, kayaknya mau palid (hanyut). Saya gendong cucu, suami gendong anak, ada bapak-bapak (bantu) gendong juga (cucu 1 lagi) dipangku langsung dibawa ke atas (mengungsi),” papar Yati.
Yati mengungkapkan, nyaris tidak ada barang berharga yang bisa diselamatkan dari rumahnya.
Ia dan suaminya belum sempat membereskan tempat tinggal mereka karena khawatir akan terjadi cuaca ekstrem seperti yang dialami pada hari itu.
Saat kejadian, total ada lima orang di rumah tersebut.
Kini, Yati dan keluarganya menginap di posko darurat yang tidak jauh dari kediaman mereka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang