KARAWANG, KOMPAS.com – Sabtu, 9 November 2024, menjadi hari yang penuh rasa syukur bagi Didi (46) dan keluarganya.
Ketika pintu rumah sederhana mereka diketuk oleh rombongan dari Lapas Kelas IIA Karawang, Didi langsung memanggil istrinya untuk bergabung menyambut tamu.
Keluarga yang tinggal di Dusun Kosambi, Desa Duren, Kecamatan Klari, ini mencari nafkah dengan memulung barang bekas, dan kedatangan rombongan Lapas membawa harapan baru dengan bantuan sembako.
Baca juga: Ketua Geng Motor yang Serang Warga di Deli Serdang Ternyata Warga Binaan Bebas Bersyarat
Didi menerima bantuan yang terdiri dari beras, lele, roti, sayuran, dan minyak goreng.
"Alhamdulillah, terima kasih," ungkap Didi penuh syukur.
Ia tinggal bersama istri dan dua orang anaknya di sebuah rumah kecil di pinggir sungai.
Dengan penghasilan kotor sekitar Rp 1,5 juta per bulan, Didi mengaku bantuan tersebut sangat berarti.
"Alhamdulillah, terima kasih," tambahnya.
Tak jauh dari rumah Didi, Somad (60), orang tua dari Jujun (18)—seorang warga binaan Lapas Kelas II A Karawang—juga mendapat bantuan yang sama.
Somad, yang berprofesi sebagai tukang parkir, kini hidup sendiri setelah dua anak perempuan lainnya sudah menikah dan pergi.
"Jujun anak terakhir dari tiga anak saya. Saat ini saya bekerja sebagai tukang parkir," jelasnya.
Kedatangan rombongan Lapas Kelas IIA Karawang dan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat ini adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo.
"Kami datang untuk memastikan keluarga warga binaan sesuai dengan arahan Pak Presiden dalam Asta Cita Presiden," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, Masjuno, saat mengunjungi rumah Somad.
Kondisi rumah Somad sangat memprihatinkan, dengan tembok putih yang mengelupas dan atap genteng yang tampak akan ambruk.
Namun, Masjuno berusaha menenangkan Somad.