BANDUNG, KOMPAS.com - Tanggul Sungai Cisunggalah yang terletak di Kampung Puja, Desa Panyadap, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jebol pada Kamis (21/11/2024) sore.
Insiden ini mengakibatkan 90 rumah terendam dan beberapa di antaranya mengalami kerusakan.
Pasca kejadian, warga, petugas, dan relawan terlihat membersihkan puing-puing tanggul yang jebol.
Lumpur, sampah, dan ranting pohon menumpuk di gang-gang kecil menuju pemukiman warga.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Bandung Setinggi 1,5 Meter, Warga Butuh Tenda Pengungsian
Barang-barang milik warga, seperti kasur, lemari, dan kulkas, yang terbawa arus terlihat berserakan di antara rumah-rumah.
Ute (55), salah seorang warga RT 03, menjelaskan bahwa air mulai datang setelah adzan ashar sekitar pukul 15.20 WIB, meskipun hujan yang melanda Kampung Puja sudah mulai reda.
"Hujan turun pukul 14.00 WIB dengan intensitas tinggi, tapi luapan sungai Cisunggalah datang tidak pada saat hujan deras, justru saat hujan sudah mulai reda," ungkapnya.
Ute menambahkan bahwa saat itu luapan air sangat deras, menyeret beberapa benda yang dilalui, termasuk sepeda motor milik warga yang terparkir di gang-gang sempit.
Ketinggian air saat itu mencapai lebih dari 60 centimeter.
"Gak kepikiran harta benda, nyawa saja, yang penting gimana caranya menyelamatkan diri," tuturnya.
Beruntung, tidak ada anak-anak yang sedang bermain di lintasan air saat kejadian.
Ute menjelaskan bahwa warga di RT 03 menyelamatkan diri ke arah Timur, di mana lokasi tersebut lebih tinggi dan aman dari genangan air.
Kepala Desa Panyadap, Teddy Julia Taufik, mengonfirmasi bahwa sebanyak 90 rumah terendam, dengan 6 rumah di RW 02 mengalami kerusakan dan 14 rumah di RW 18, Kampung Bojong Keusik, mengalami kerusakan ringan.
"Satu rumah di RW 02 ambruk dindingnya," tambahnya.
Baca juga: Banjir Ketiga Melanda Karawang, Ketinggian Air 1,5 Meter
Teddy menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi di daerah pegunungan, seperti wilayah Derawati dan Pasirbatu, seringkali menyebabkan banjir di Desa Panyadap.
"Sebetulnya sudah ada program penanganan dari BBWS dan Kabupaten, namun ada beberapa benda milik warga yang mengganggu aliran air, seperti jembatan pribadi yang dibangun tanpa koordinasi," jelasnya.
Meskipun demikian, Teddy memastikan bahwa insiden ini tidak mengakibatkan korban luka atau jiwa.
"Sejauh ini tidak ada korban. Namun, rumah yang rusak sudah dievakuasi ke tetangga dan saudara," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang