Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pasar Minggu Kiarapayung Jatinangor, dari Tempat "Jogging", Bersepeda, hingga Ojek Kuda

Kompas.com, 24 November 2024, 08:09 WIB
Aam Aminullah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Setiap Minggu, jalur Jalan Kiarapayung yang membentang dari Taman Loji ITB hingga depan obyek wisata Jans Park Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berubah menjadi pasar tumpah yang dipadati mahasiswa dan warga sekitar.

Meski hanya diadakan seminggu sekali, pasar ini menawarkan beragam dagangan, mulai dari sayuran segar hingga fashion terkini.

Suasana di Pasar Minggu Kiarapayung tidak hanya dipenuhi dengan aktivitas belanja, tetapi juga berbagai kegiatan fisik yang menarik perhatian, dari jogging, bersepeda, hingga membawa anak naik ojek kuda, semua dilakukan dengan semangat.

Baca juga: Kasus Tunggakan Pajak UD Pramono, Nana Sudjana, dan Janjinya...

Udara segar pagi hari yang khas pegunungan serta jalur menanjak menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan mahasiswa untuk berolahraga.

Herawati (38), seorang ibu muda asal Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, mengaku rutin menghabiskan waktu paginya dengan jogging bersama suami dan anaknya.

"Kalau saya sama suami, paling jogging dari bawah naik ke atas sini. Sampai di sini, belanja buat masak, terus tadi anak pengen naik kuda," ungkapnya saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu (24/11/2024) pagi.

Baca juga: Soal Tunggakan Pajak UD Pramono, Menko Pangan Zulhas: Ini Ada Pak Gubernur sama Bupati


Baca juga: Rencana Ombudsman RI, Permintaan Klarifikasi Ditjen Pajak, dan Harapan UD Pramono...

Pasar kaget Kiarapayung Jatinangor

Tidak hanya Herawati, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Alfiansyah (19), juga mengaku tidak pernah melewatkan kesempatan untuk jogging di jalur tersebut setiap Minggu-nya.

"Ya, cuma lari pagi sama teman. Enak kalau pagi di sini, udaranya fresh, terus ramai juga, bisa sekalian sarapan," jelas Alfiansyah.

Nanang (25), seorang tukang ojek kuda, menambahkan bahwa pasar tumpah di lokasi ini sudah ada sejak lama.

"Pasar Minggu ini cuma ada hari Minggu saja. Sudah lama ada, saya sendiri ngojek kuda di sini baru 5 tahun terakhir. Penghasilannya ya lumayan, kalau tidak terlalu macet, dari pagi sampai siang bisa dapat Rp 300.000, paling minim dapat Rp 200.000," ujarnya.

Baca juga: Sambangi UD Pramono di Boyolali, Menko Pangan Zulhas: Bapak-bapak Maunya Apa Gitu

Nanang juga mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung semakin meningkat sejak adanya obyek wisata Jans Park.

"Makin ramai sejak ada Jans Park, selalu penuh. Saya sendiri cuma hari Minggu saja mangkal di sini," tambahnya.

Di sisi lain, Ani Mulyani (36), seorang pedagang makanan ringan asal Kecamatan Sukasari, menyampaikan bahwa pasar tumpah Kiarapayung memberikan berkah tersendiri baginya.

Baca juga: Cerita Pemilik UD Pramono di Boyolali, dari soal Tunggakan Pajak Rp 670 Juta dan Usahanya Pengepul Susu

Berjualan setiap Minggu mulai pukul 06.00 hingga siang sekitar pukul 12.00, Ani bisa meraih omzet hingga jutaan.

"Alhamdulillah, walau cuma hari Minggu, di sini mah selalu ramai. Banyak mahasiswa yang olahraga, banyak yang juga sekadar jalan-jalan, jajan ke sini. Omset sampai jutaan," ungkap Ani dengan penuh syukur.

Dengan beragam aktivitas dan semaraknya pasar tumpah Kiarapayung, setiap minggunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa dan warga Jatinangor untuk berkumpul, berolahraga, dan menikmati berbagai kuliner yang ditawarkan.

Baca juga: Cerita Sukarni, 20 Tahun Jadi Mitra UD Pramono Boyolali, Mampu Sekolahkan Dua Anaknya hingga Lulus Kuliah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau