Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

127 Warga di 1 RT di Sukabumi Mengungsi akibat Tanah Bergerak, Rumah Roboh

Kompas.com, 4 Desember 2024, 20:38 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pergerakan tanah terjadi di Kampung Cihonje RT 1 RW 6, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Egis Gunawan (35 tahun), salah seorang warga Kampung Cihonje, mengatakan, pergerakan tanah dimulai dari retakan yang terjadi pada Senin (2/12/2024) di dinding salah satu rumah warga di RT 1.

Baca juga: Dua Warga Tertimbun Longsor di Sukabumi, Satu Orang Ditemukan Tewas

Retakan kemudian menjalar ke tempat lain di kampung tersebut.

“Saya dapat informasi dari teman bahwa rumahnya (dinding) retak, tapi belum besar (hari Senin). Saya keliling kampung, ternyata retakan ada panjang. (Hari Rabu) subuh itu mulai (tanah) bergerak lagi, jam 7 pagi (Rabu), kemudian (rumah) ada yang ambruk,” kata Egis saat ditemui awak media di Kampung Cihonje, Rabu (4/12/2024) petang.

Baca juga: Detik-detik Sejumlah Mobil Terseret Banjir Bandang di Sukabumi, Tak Ada Korban Jiwa

Pada Rabu pagi, warga sudah mulai diungsikan ke kantor Desa Cihonje.

Kini warga Kampung Cihonje RT 1 RW 6 bermalam di tempat pengungsian tersebut.

Ditemui di lokasi yang sama, Wawan selaku Ketua Rt 1 RW 6 mengatakan, warganya yang terdampak ada sekitar 40 kepala keluarga.

“Ada 40 KK, 127 jiwa (mengungsi),” jelas Wawan.

Retakan terjadi pada dinding rumah salah seorang warga di Kampung Cihonje RT 1 RW 6 Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH Retakan terjadi pada dinding rumah salah seorang warga di Kampung Cihonje RT 1 RW 6 Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).
Wawan menyebut pergerakan tanah setiap waktu bertambah diameternya.

Hal tersebut dirasakannya saat pintu rumahnya tak dapat ditutup dengan sempurna.

Kemudian, Wawan pun mengecek keramik masjid yang juga mengalami pergeseran.

Bahkan, toilet masjid pun sudah berpindah tempat ke arah bawah karena pergerakan tanah.

Pantauan Kompas.com di lokasi, beberapa bagian rumah sudah mulai ambruk dan mayoritas terdapat retakan pada area tembok rumah atau pada halaman, termasuk pada jalan di RT tersebut.

Selain itu, tanah yang mulai mengalami pergerakan mudah bergoyang ketika terinjak atau hanya sekadar dilintasi.

Seluruh warga di RT 1 kini sudah mengungsi. Kediaman mereka kini seluruhnya dikosongkan dan listrik pun turut dipadamkan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau