Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MBG di Sukabumi, Siswa Mengeluh Daging Ayam Alot dan Sayur Terasa Asam

Kompas.com, 8 Januari 2025, 17:47 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
Krisiandi

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pelaksanaan Makan Berzigi Gratis (MBG) pada Rabu (8/1/2024) di Kota Sukabumi memasuki hari ketiga.

SMAN 5 Kota Sukabumi pertama kali menerima manfaat program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ketiga ini.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Bey Machmudin berkesempatan meninjau langsung berjalannya program MBG di SMAN 5 Kota Sukabumi.

Baca juga: Siswa di Makassar Dijanjikan Beasiswa jika Habiskan Makanan MBG Selama Sebulan

Saat kedangan Bey di SMAN 5 Kota Sukabumi, menu MBG pada siang itu berisikan nasi, potongan ayam, sayur sawi campur tahu, buah jeruk, dan susu kota.

Salah seorang siswi kelas 11 di SMAN 5 Kota Sukabumi, Syalwa Azizah mengungkap bahwa menu yang ia santap hari ini cukup bergizi.

Namun dia memberikan masukan agar ada perbaikan penyajian dari lauk pauk sebab daging ayamnya terasa alot.

Baca juga: MBG di Tasikmalaya Belum Menyeluruh, Pelajar: Pak Prabowo Kami Kapan?

“Lauknya (potongan ayam) ada proteinnya, ada sayurnya, terus ada susunya juga. Kalo untuk masukannya dagingnya terlalu keras, terus sayurnya kalau misalkan pake kuah itu jadi asem, tadi saya cobain tapi nggak dilanjut soalnya asem,” kata Syalwa pada awak media di SMAN 5 Kota Sukabumi, Rabu (8/1/2025).

Menurut Syalwa, para siswa sudah diminta mengisi formulir secara online dan menuliskan makanan yang membuat mereka alergi.

Termasuk dirinya yang mengaku alergi ketika memakan makanan olahan laut.

“Kita harus nulis di google form buat makanan yang kita alergi. Kalo saya alergi makanan laut kaya udang, cumi, kepiting,” lanjut Syalwa.

Baca juga: Anggaran MBG di Sukabumi Rp 3 M, Pj Wali Kota Harap Tak Gerus APBD

Syawa mengaku tak akan memakan hidangan MBG jika ada menu uyang membuat dirinya alergi.

“Kayanya nggak akan dimakan, soalnya alerginya kaya gatel-gatel, terus bukan gatel-gatel aja jadi panas juga, kalau mau sembuh itu harus 2 atau 3 hari,” jelas Syalwa.

Salah seorang Siswi lainnya, Dafina Nofina menilai menu yang ada sudah cukup bergizi dan cukup enak di lidah.

“Makannya enak, tadi ada sayur, nasi, ayam, susu, buahnya jeruk. Kalo masukan cukup sih menurut saya,” papar Dafina.

Program MBG di Kota Sukabumi kini telah menjangkau enam sekolah yang tersebar di Kecamatan Cibereum, dengan total 3.025 pelajar yang menerima MBG.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau