BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, membenarkan salah satu rencana prioritas pada masa kepemimpinannya adalah merevitalisasi kembali ruang publik Skywalk Cihampelas atau Teras Cihampelas yang saat ini sepi pengunjung.
Farhan mengatakan, rencana tersebut bahkan mendapatkan perhatian dari Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
"Skywalk itu tidak hanya mendapat perhatian dari warga Bandung, bahkan Wakil Presiden Gibran juga sudah menanyakan," kata Farhan saat ditemui seusai penetapan wali kota dan wakil wali kota terpilih di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Kamis (9/1/2025).
"Jadi, memang itu salah satu target utama kami," ucap Farhan.
Baca juga: KPU Tetapkan Farhan-Erwin Jadi Walkot-Wawalkot Bandung Terpilih 2025-2030
Meski menjadi prioritas, Farhan mengatakan konstruksi Teras Cihampelas perlu dipelajari kembali untuk mengetahui seberapa kuat konstruksi tersebut bisa menampung orang.
"Karena kalau ada tempat kumpul, berarti ada ruang untuk UMKM. Namun, masalahnya, kalau ternyata bikin daya tariknya begitu luar biasa sehingga menjadi sangat penuh, kami mesti menghitung risiko itu. Kemudian, kami juga mesti menghitung ulang investasi yang dibutuhkan," ujarnya.
Dari hasil perhitungan kekuatan konstruksi dan nilai investasi yang dibutuhkan, Farhan mengatakan hasil kajian tersebut akan menentukan pola pengelolaan Teras Cihampelas ke depannya setelah direvitalisasi.
Baca juga: Dharma Soroti Sepinya Teras Cihampelas, Ridwan Kamil: Pengganti Saya Tidak Melanjutkan
"Kami nanti bisa segera menentukan apakah akan tetap dikelola oleh pemerintah atau bekerja sama dengan pihak ketiga, tergantung dari hasil asesmen kekuatan konstruksi. Kebayangnya mah, jadi tempat ngumpul," tuturnya.
Perhitungan lain yang perlu dilakukan adalah terkait imbas dari revitalisasi.
Farhan mengatakan, minimnya sarana parkir kendaraan di Cihampelas membuat lokasi tersebut rawan kemacetan hingga saat ini.
"Jadi, masih banyak hal yang mesti kami perhitungkan dan kami akan melakukan perhitungan tersebut dengan cepat. Targetnya tiga bulan harus sudah ketahuan," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang