Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Banjir Bandung, BBWS Evaluasi Kapasitas Tampung Sungai dan Saluran Air

Kompas.com, 25 Januari 2025, 15:51 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Penata Laksana SDA Mahir BBWS Jabar Asep Rochiman menyebut, perlunya monitoring dan evaluasi saluran sungai, irigasi dan drainase di Kota Bandung.

Hal ini menyusul potensi fenomena cuaca ekstrem yang disertai hujan sangat deras bisa kembali terjadi.

Seperti diketahui, Jumat (24/1/2025) sore hingga maam kemarin, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah aliran sungai, irigasi, dan drainase di Bandung meluap hingga merobohkan benteng dan membanjiri pemukiman warga.

Baca juga: Tinjau Banjir Arjuna Kota Bandung, Bey Soroti Buruknya Bangunan Bantaran Sungai

Asep menjelaskan bahwa beberapa luapan air ini tak semuanya berasal dari sungai, tetapi dari beberapa irigasi dan drainase, yang mengambil air dari pembuangan aliran sungai seperti sungai Citepus.

"Mengenai Cikalintu sama, tadinya irigasi menjadi drainase seperti di atas ngambil dari sungai Citepus," jelasnya dihubungi, Sabtu (25/1/2025).

Ia juga menerangkan, imbas luapan air sungai Citepus hanya terjadi di wilayah Astana Anyar tepatnya di gang Tresna asih RT 02/02 dan RW 07.

Limpasan diperkirakan kurang lebih 5 meter. Sementara di Jalan Jurang Gg. Mama Pura RT 04 RW 04 dan RT 04 RW 05 Kel. Pasteur Kec. Sukajadi itu merupakan luapan air dari drainase yang over toping.

Pasca hujan deras di Bandung, Asep juga sempat melihat situasi luapan air di saluran irigasi dan drainase di Jalan Lemah nendeut, Sukawana, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung Jawa Barat.

Pada kasus ini, luapan terjadi disebabkan adanya bangunan pembagi yang tertutup puing pohon kayu, hingga puing robohan benteng hotel yang bercampur serakan sampah.

Akibatnya, aliran irigasi pembuang tersebut meluap dan merendam 30 rumah di wilayah tersebut.

Dengan fenomena curah hujan ekstrem ini, Asep menilai perlunya monitoring dan evaluasi di setiap aliran drainase, salah satunya terkait kapasitas tampung saluran tersebut.

"Harus banyak monev drainase disaat musim kemarau dan aliran cacing, jangan sampai pas kejadian susah semua," pungkas Asep.

Baca juga: Diterjang Longsor dan Banjir, Bandung Barat Berstatus Status Siaga Darurat

Ada beberapa titik yang menjadi perhatian BBWS di sungai-sungai di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung, yakni bangunan yang menjamur di bantaran sungai.

"Titik perhatian di Kota Bandung banyak rumah yang membangun di bantaran sungai," katanya.

Seperti diketahui, BMKG memprediksi potensi hujan disertai kilat tiga hari kedepan di sebagian wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Asep mengimbau di tengah prakiraan cuaca ini, masyarakat diharapkan waspada terhadap ancaman bencana.

"Bagi masyarakat tetap waspada terhadap ancaman bencana di puncak musim penghujan seperti saat ini," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau