CIANJUR, KOMPAS.com – Sebanyak 28.480 ijazah SMA dan SMK di wilayah kerja Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat masih tertahan di sekolah.
Kepala KCD Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, mengungkapkan bahwa upaya penyerahan ijazah saat ini tengah dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pihaknya juga telah menginstruksikan agar sekolah lebih proaktif dalam mendistribusikan ijazah yang masih tertahan.
"Selain menginstruksikan sekolah untuk mengumumkan penyerahan ijazah ini melalui akun media sosial mereka, kami juga meminta agar dilakukan jemput bola dengan mendistribusikan ijazah langsung ke domisili masing-masing lulusan atau alumni," kata Nonong saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin (3/2/2025).
Baca juga: Penjelasan soal Penyebab Ijazah Siswa Masih Belum Juga Diambil
Nonong menyebutkan, hingga saat ini, proses pendistribusian ijazah masih berlangsung karena berbagai kendala di lapangan.
Salah satu kendala utama adalah kesulitan sekolah dalam melacak domisili lulusan atau alumni, terutama bagi mereka yang telah lulus bertahun-tahun lalu.
"Seperti di SMA Negeri 1 Cianjur, ada lulusan tahun 1970 yang hingga kini belum mengambil ijazahnya," ujar dia.
Meski demikian, Nonong optimistis, pada akhirnya seluruh ijazah akan terdistribusikan kepada yang berhak.
Nonong menjelaskan, dari total ijazah yang belum didistribusikan di lingkungan KCD Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, sebanyak 28.000 di antaranya berada di sekolah swasta.
"Untuk sekolah negeri, jumlahnya tidak terlalu mencolok. Hanya tersisa 480 ijazah yang belum diterima oleh pemiliknya," sebut dia.
Menurut Nonong, keterlambatan penyerahan ijazah disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah persoalan administrasi, seperti ijazah yang belum ditandatangani atau belum dibubuhi sidik jari lulusan.
"Di sekolah swasta, permasalahan utama lebih berkaitan dengan pembiayaan. Saat ini, kami sedang mengumpulkan data untuk mengetahui jumlah ijazah yang masih tertahan karena tunggakan biaya, serta besaran tunggakan tersebut," ujar Nonong.
"Setelah data terkumpul, kami akan menyampaikan hasilnya ke pihak terkait untuk dibahas lebih lanjut dalam kebijakan mengenai tunggakan siswa," imbuhnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Cianjur, Agam Suprianta, mengungkapkan bahwa sebanyak 86 ijazah dari berbagai angkatan lulusan masih belum diambil hingga saat ini.
Namun, pihak sekolah tengah berupaya menyerahkan puluhan ijazah tersebut secara door to door ke rumah para lulusan.