Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28.480 Ijazah SMA-SMK Cianjur dan Bandung Barat Tertahan di Sekolah, Ada Lulusan 1970

Kompas.com, 3 Februari 2025, 17:36 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sebanyak 28.480 ijazah SMA dan SMK di wilayah kerja Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat masih tertahan di sekolah.

Kepala KCD Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, mengungkapkan bahwa upaya penyerahan ijazah saat ini tengah dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Pihaknya juga telah menginstruksikan agar sekolah lebih proaktif dalam mendistribusikan ijazah yang masih tertahan.

"Selain menginstruksikan sekolah untuk mengumumkan penyerahan ijazah ini melalui akun media sosial mereka, kami juga meminta agar dilakukan jemput bola dengan mendistribusikan ijazah langsung ke domisili masing-masing lulusan atau alumni," kata Nonong saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin (3/2/2025).

Baca juga: Penjelasan soal Penyebab Ijazah Siswa Masih Belum Juga Diambil

Nonong menyebutkan, hingga saat ini, proses pendistribusian ijazah masih berlangsung karena berbagai kendala di lapangan.

Salah satu kendala utama adalah kesulitan sekolah dalam melacak domisili lulusan atau alumni, terutama bagi mereka yang telah lulus bertahun-tahun lalu.

"Seperti di SMA Negeri 1 Cianjur, ada lulusan tahun 1970 yang hingga kini belum mengambil ijazahnya," ujar dia.

Meski demikian, Nonong optimistis, pada akhirnya seluruh ijazah akan terdistribusikan kepada yang berhak.

Nonong menjelaskan, dari total ijazah yang belum didistribusikan di lingkungan KCD Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, sebanyak 28.000 di antaranya berada di sekolah swasta.

"Untuk sekolah negeri, jumlahnya tidak terlalu mencolok. Hanya tersisa 480 ijazah yang belum diterima oleh pemiliknya," sebut dia.

Menurut Nonong, keterlambatan penyerahan ijazah disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah persoalan administrasi, seperti ijazah yang belum ditandatangani atau belum dibubuhi sidik jari lulusan.

"Di sekolah swasta, permasalahan utama lebih berkaitan dengan pembiayaan. Saat ini, kami sedang mengumpulkan data untuk mengetahui jumlah ijazah yang masih tertahan karena tunggakan biaya, serta besaran tunggakan tersebut," ujar Nonong.

"Setelah data terkumpul, kami akan menyampaikan hasilnya ke pihak terkait untuk dibahas lebih lanjut dalam kebijakan mengenai tunggakan siswa," imbuhnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Cianjur, Agam Suprianta, mengungkapkan bahwa sebanyak 86 ijazah dari berbagai angkatan lulusan masih belum diambil hingga saat ini.

Namun, pihak sekolah tengah berupaya menyerahkan puluhan ijazah tersebut secara door to door ke rumah para lulusan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau