Dia dan suaminya datang mewakili keluarga dari istri Budiman yang saat ini masih berada di Sukabumi.
Marsah menuturkan bahwa dirinya diantarkan untuk menuju posko antemortem oleh tim Disaster Victim Identification Polda Jabar di RSUD Ciawi.
Di sana, ia mendapat penjelasan terkait identifikasi jenazah lewat pencocokan data medis melalui tes deoxyribonucleic acid (DNA).
"Istrinya lagi repot-repotnya masalah biaya. Tadi tes DNA doang air liur, buat mastiin keluarga atau bukan," ucapnya.
"(Ada info jenazah diambil kapan) nggak ada, aku nanya juga nggak dibilangin. Sekarang lagi dimandiin. Mungkin keadaannya gimana kita juga nggak tahu," imbuhnya berharap kepastian.
Budiman merupakan tulang punggung keluarga serta memiliki empat anak dari dua istri di Sukabumi.
Budiman adalah sopir travel yang kesehariannya mengantar penumpang ke luar kota.
Saat kejadian, ia sedang membawa penumpang ke Jakarta menggunakan mobil Avanza.
Berdasarkan info keluarga di kampung, diduga ada tujuh orang penumpang di mobil dan kebanyakan merupakan tetangga di kampung di Sukabumi.
"Udah lama dia jadi sopir travel dan baru kali ini mengalami kejadian ini," ujar Marsah.
Dia dan keluarga belum mengetahui kondisi almarhum.
Marsah datang ke rumah sakit dengan membawa kartu keluarga dan kartu tanda penduduk (KTP) untuk diserahkan kepada tim forensik, sebab sempat ditemukan KTP Budiman di tempat kejadian perkara (TKP).
Marsah berharap masih bisa melihat adiknya meskipun sudah dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Biaya Perawatan Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Ciawi Ditanggung Jasa Raharja
Ia masih belum percaya bahwa adiknya meninggal saat mencari rezeki sebagai sopir travel.
"Lebih ke pengen mengetahui, ini kan baru 90 persen ya, belum melihat wajahnya, berharap itu sih memastikan lebih lanjut. Kalau bisa boleh melihat ya kita lihat untuk yang terakhir kali. Kalau memang nggak boleh, kita ikutin aja. Kalau prosesnya lebih cepat, ya lebih baik," ucapnya.
"Jadi ini masih nunggu di sini sampai selesai karena kita mau bawa ke kampung di Sukabumi, dimakamkan di sana," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang