CIREBON, KOMPAS.com - SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, mengaku siap menerima sanksi administratif dari Kementerian Pendidikan atas kelalaian dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Kelalaian ini membuat 155 siswa yang eligible tidak terdaftar dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Kemendikbud tahun 2025.
SMAN 7 sangat memohon agar Menteri Pendidikan memberikan kebijakan untuk menerima seluruh siswa terbaik yang mengalami kendala teknis hingga gagal SNBP.
Candro Simanjuntak, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMAN 7 Kota Cirebon, menyampaikan pihak sekolah siap menerima sanksi administratif dari Kementerian Pendidikan dan lainnya.
Baca juga: Orangtua: Jika Siswa Gagal Ikut SNBP, SMKN 10 Medan Harus Kuliahkan, Jangan Tumbalkan Anak-anak!
Terpenting, pemberian sanksi tersebut dibarengi dengan kebijakan untuk membuka kembali PDSS sehingga 155 siswa eligible dapat berhasil terdaftar dalam SNBP 2025.
"Satu yang kami inginkan adalah silakan, boleh memberikan sanksi administratif pada sekolah yang lalai atau yang gagal. Namun, jangan anak-anak kami karena perjuangan mereka, harapan mereka, salah satu dari berbagai harapan itu yang namanya SNBP, dari jalur prestasi," kata Candro saat ditemui Kompas.com pada Kamis (6/2/2025) pagi.
Candro mengakui letak kesalahan teknis ini berasal dari pihak sekolah.
Pihak sekolah terkendala pada saat proses pendataan dan input karena terdapat pergantian siswa-siswi eligible yang berhak mendaftarkan pada SNBP tahun 2025.
Baca juga: SMKN 10 Medan Minta Maaf 140 Siswa Gagal Ikut SNBP: Kami Lalai, Tak Bisa Prediksi Waktu
"Kami siap menerima sanksi, tetapi jangan anak-anak kami. Kalau SMA 7 sendiri, kesalahan teknis adanya perubahan dan dinamika eligible. Dinamika eligible yang berubah setiap saat, akhirnya ketika akhir peng-upload-an data, kami terlambat. Kami akui," kata Candro.
Candro menyampaikan setelah terjadi masalah ini, SMAN 7 tidak diam.
Pihak sekolah sudah menghubungi tim kementerian dan juga Komisi X DPR RI. Upaya ini mengalami deadlock alias tidak mendapatkan hasil.
Hingga hari ini, Candro juga masih belum mendapatkan kabar baik dari upaya ini.
Mewakili pihak sekolah, Candro memohon kementerian untuk masih memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk meng-upload hingga akhirnya berhasil terdaftar sebagai SNBP 2025.
Dia menjamin tim operator hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan hingga tuntas dengan catatan koneksi server dalam kondisi stabil.
Baca juga: Siswa Terancam Tak Bisa Ikut SNBP 2025, Orangtua Murid SMKN 2 Solo Tuntut Sekolah Tanggung Jawab
"Kepada tim PDSS, berikan kami waktu sesaat saja sehingga kami punya kesempatan untuk mengejar cita-citanya melalui SNBP. Satu jam saja kami siap, dengan catatan koneksi internet yang baik, kami siap," kata Candro.
Permohonan ini Candro sampaikan lantaran perjuangan keras yang telah dilakukan sebanyak 155 siswa-siswi eligible.
Bagi Candro, mereka telah berjuang keras selama lima semester, dari kelas satu hingga kelas tiga, dengan kondisi nilai yang terus naik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang