Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kisruh SNBP, SMAN 7 Cirebon Siap Disanksi, Mohon Menteri Terima Pendaftaran 155 Siswa

Kompas.com, 6 Februari 2025, 15:52 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, mengaku siap menerima sanksi administratif dari Kementerian Pendidikan atas kelalaian dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Kelalaian ini membuat 155 siswa yang eligible tidak terdaftar dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Kemendikbud tahun 2025.

SMAN 7 sangat memohon agar Menteri Pendidikan memberikan kebijakan untuk menerima seluruh siswa terbaik yang mengalami kendala teknis hingga gagal SNBP.

Candro Simanjuntak, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMAN 7 Kota Cirebon, menyampaikan pihak sekolah siap menerima sanksi administratif dari Kementerian Pendidikan dan lainnya.

Baca juga: Orangtua: Jika Siswa Gagal Ikut SNBP, SMKN 10 Medan Harus Kuliahkan, Jangan Tumbalkan Anak-anak!

Terpenting, pemberian sanksi tersebut dibarengi dengan kebijakan untuk membuka kembali PDSS sehingga 155 siswa eligible dapat berhasil terdaftar dalam SNBP 2025.

"Satu yang kami inginkan adalah silakan, boleh memberikan sanksi administratif pada sekolah yang lalai atau yang gagal. Namun, jangan anak-anak kami karena perjuangan mereka, harapan mereka, salah satu dari berbagai harapan itu yang namanya SNBP, dari jalur prestasi," kata Candro saat ditemui Kompas.com pada Kamis (6/2/2025) pagi.

Candro mengakui letak kesalahan teknis ini berasal dari pihak sekolah.

Pihak sekolah terkendala pada saat proses pendataan dan input karena terdapat pergantian siswa-siswi eligible yang berhak mendaftarkan pada SNBP tahun 2025.

Baca juga: SMKN 10 Medan Minta Maaf 140 Siswa Gagal Ikut SNBP: Kami Lalai, Tak Bisa Prediksi Waktu

"Kami siap menerima sanksi, tetapi jangan anak-anak kami. Kalau SMA 7 sendiri, kesalahan teknis adanya perubahan dan dinamika eligible. Dinamika eligible yang berubah setiap saat, akhirnya ketika akhir peng-upload-an data, kami terlambat. Kami akui," kata Candro.

Candro menyampaikan setelah terjadi masalah ini, SMAN 7 tidak diam.

Pihak sekolah sudah menghubungi tim kementerian dan juga Komisi X DPR RI. Upaya ini mengalami deadlock alias tidak mendapatkan hasil.

Hingga hari ini, Candro juga masih belum mendapatkan kabar baik dari upaya ini.

Mewakili pihak sekolah, Candro memohon kementerian untuk masih memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk meng-upload hingga akhirnya berhasil terdaftar sebagai SNBP 2025.

Dia menjamin tim operator hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan hingga tuntas dengan catatan koneksi server dalam kondisi stabil.

Baca juga: Siswa Terancam Tak Bisa Ikut SNBP 2025, Orangtua Murid SMKN 2 Solo Tuntut Sekolah Tanggung Jawab

"Kepada tim PDSS, berikan kami waktu sesaat saja sehingga kami punya kesempatan untuk mengejar cita-citanya melalui SNBP. Satu jam saja kami siap, dengan catatan koneksi internet yang baik, kami siap," kata Candro.

Permohonan ini Candro sampaikan lantaran perjuangan keras yang telah dilakukan sebanyak 155 siswa-siswi eligible.

Bagi Candro, mereka telah berjuang keras selama lima semester, dari kelas satu hingga kelas tiga, dengan kondisi nilai yang terus naik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau