Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Opang Palak Bus Wisata di Bandung, Begini Penjelasan Pihak Kafe

Kompas.com, 7 Februari 2025, 11:14 WIB
Agie Permadi,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak tiga orang terduga pelaku pengawalan paksa terhadap sebuah bus yang menuju kafe di Bojong Koneng, Kota Bandung, ditangkap Polsek Cibeunying Kidul.

Ketiga terduga pelaku tersebut berinisial A (39), T (29), dan A (27).

Peristiwa ini menjadi viral di media sosial setelah sebuah rekaman video menunjukkan bus yang hendak menuju kafe dicegat dan ditawarkan pengawalan.

Meskipun pihak bus menolak tawaran tersebut, pengemudi motor tetap mengawal hingga ke lokasi kafe.

Sesampainya di kafe, pengemudi motor meminta bayaran seikhlasnya, namun menyebutkan tarif biasanya sebesar Rp 100.000.

Baca juga: Ribut soal Titik Lokasi Penjemputan, Ojol dan Opang Ricuh di Stasiun Maja

Setelah menghabiskan waktu di kafe, pengemudi bis memberikan uang Rp 50.000, tetapi pengemudi motor meminta tambahan Rp 50.000 lagi.

"Akhirnya kita kasih Rp 100 ribu," tulis narasi dalam video yang beredar.

Perwakilan Ojek Pangkalan, Asep (39), meminta maaf kepada rombongan bis dari Jakarta dan warga Kota Bandung atas kejadian tersebut.

"Saya Asep selaku perwakilan teman-teman meminta maaf kepada rombongan yang kemarin datang ke kafe D'Tuik. Mungkin ke depannya saya akan lebih ke pihak kafe untuk meminta izin lagi," katanya dalam video yang dikirim oleh Humas Polrestabes Bandung, Jumat (7/2/2025).

Pengawalan hal lumrah


Yusuf, perwakilan manajemen kafe, menjelaskan bahwa biasanya tamu yang datang melakukan koordinasi atau reservasi tempat.

Mengingat kondisi jalan menuju kafe yang sempit, pihak kafe meminta pengemudi ojek setempat untuk melakukan pengawalan.

Baca juga: Konten Kreator Malaysia Minta Maaf Bikin Hoaks Hilang di Hutan Bandung

"Biasanya kalau ada bus, suka ada koordinasi dan reservasi. Tapi kejadian kemarin itu, customer datang tanpa reservasi," jelasnya.

Yusuf menambahkan bahwa pengawalan tersebut memang memiliki tarif tertentu.

"Ada (tarif)," ucapnya.

Tarif tersebut diberikan oleh pihak manajemen kepada ojek yang melakukan pengawalan.

"Kalau ada koordinasi, tapi kejadian kemarin, tamunya datang, makan, kemudian pulang lagi," tambahnya.

Bis berkapasitas 3/4 tersebut membawa sekitar 20 orang dari Jakarta.

Kata polisi

Menanggapi video viral ini, Kapolsek Cibeunying Kidul, Kompol Suparman, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah mengamankan ketiga terduga pelaku.

"Kami jajaran kepolisian sudah merespons dan langsung mengamankan pihak ojek terkait berita viral itu," ucap Suparman.

Dari keterangan yang diperoleh, bis tersebut memang menuju kafe tetapi tidak melakukan koordinasi dengan pihak manajemen kafe.

Baca juga: Di Balik Video Viral Preman Bergelantungan Saat Hendak Palak Sopir

"Ya mau ke kafe, dan memang tidak ada koordinasi dengan pihak manajemen kafe," ungkapnya.

Suparman menjelaskan bahwa bis tersebut datang secara mendadak, sementara jalan menuju lokasi sempit dan bersinggungan dengan masyarakat.

"Sehingga mungkin yang bersangkutan inisiatif mengawal," katanya.

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, Suparman berharap tindakan serupa tidak terulang di masa mendatang.

Baca juga: Opang Paksa Kawal Bus Pariwisata di Bandung, Penumpang Dipalak Rp 100.000

"Hal ini sudah biasa jika ada koordinasi dengan kafe. Ke depannya semoga tidak ada kegiatan seperti ini, sehingga Kota Bandung bisa aman dan nyaman," tuturnya.

Suparman juga menyampaikan permintaan maaf kepada warga Kota Bandung terkait beredarnya video viral tersebut.

"Kami minta maaf dari pihak kepolisian dengan berita viral ini yang merugikan warga Kota Bandung. Kami siap melayani masyarakat, dan apabila ada pihak yang merugikan, kami siap melakukan penindakan," tegasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau