BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi membantah tiga ojek pangkalan di Bandung, Jawa Barat, melakukan pemalakan terhadap rombongan bus pariwisata yang hendak ke sebuah kafe di kawasan Cikutra, Bandung.
Polisi menyebut bahwa tindakan yang dilakukan A (39), T (29), dan A (27), hanya merupakan sebuah kesalahahpamahan.
Baca juga: Opang Paksa Kawal Bus Pariwisata di Bandung, Penumpang Dipalak Rp 100.000
Ketiganya kemudian telah diminta keterangan dan dipulangkan.
"Ini hanya misskomunikasi saja. Mangga, bisa dikonfirmasi ke pihak kafenya," ujar Kapolsek Cibeunying Kidul Kompol Suparman, saat dihubungi, Jumat (7/2/2025).
"(Soal pemalakan) substansi (hukum) belum ke situ karena kita belum tentukan. Kan harus ada konfirmasi ke yang bersangkutan," kata Suparman.
Baca juga: Kasus Opang Palak Bus Wisata di Bandung, Begini Penjelasan Pihak Kafe
Suparman mengatakan, sampai hari ini juga tidak ada laporan yang masuk terkait kejadian tersebut.
Meski begitu, Suparman menegaskan bahwa pihaknya meminta ketiga opang ini tidak mengulangi perbuatan mereka.
Sementara, manajemen kafe, Yusuf, menjelaskan bahwa tamu yang hendak berkunjung ke kafe biasanya melakukan koordinasi atau reservasi terlebih dahulu.
Mengingat akses jalan menuju kafe yang sempit, pihak kafe biasanya meminta bantuan pengemudi ojek setempat untuk melakukan pengawalan.
Menurut Yusuf, layanan pengawalan tersebut memang dikenakan tarif tertentu.
Tarif tersebut diberikan oleh pihak manajemen kepada pengemudi yang melakukan pengawalan.
Namun, Yusuf menegaskan bahwa pengawalan hanya dilakukan jika ada koordinasi sebelumnya.
"Tarif berasal dari manajemen, tapi harus ada koordinasi lebih dulu. Dalam kejadian kemarin, tamunya datang, makan, lalu langsung pulang tanpa koordinasi," jelasnya.
Sementara itu, perwakilan ojek pangkalan, Asep (39), menyampaikan permintaan maaf kepada rombongan wisatawan dari Jakarta serta warga Kota Bandung atas kejadian yang sempat viral.
"Saya, Asep, mewakili teman-teman, ingin meminta maaf kepada rombongan yang kemarin datang ke Kafe D’Tuik. Ke depannya, saya akan lebih berkoordinasi dengan pihak kafe untuk memastikan izin yang jelas," ucapnya dalam video yang dirilis oleh Humas Polrestabes Bandung, Jumat (7/2/2025).
Sebelumnya diberitakan, dalam video yang beredar, pelaku terlihat menawarkan jasa pengawalan kepada rombongan bus yang melintas di kawasan Cikutra, Bandung.
Meski penumpang menolak tawaran tersebut, para pelaku tetap mengawal bus dengan sepeda motor.
Setelah bus tiba di kafe tujuan, penumpang sempat memberikan uang sebesar Rp 50.000, tetapi ditolak oleh pelaku.
Saat para penumpang selesai makan dan hendak meninggalkan restoran, para pelaku mencegat bus hingga tidak bisa melintas.
Akhirnya, penumpang memberikan uang Rp100.000 agar bus diperbolehkan jalan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang