Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN: Kebun Riset Kujang Kampioen Ciptakan Inovasi Pupuk Baru

Kompas.com, 7 Februari 2025, 21:37 WIB
Farida Farhan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma’ruf, mengapresiasi kebun riset Kujang Kampioen di PT Pupuk Kujang Cikampek.

Aminuddin berharap, kebun riset Kujang Kampioen bisa meningkatkan semangat baru bagi seluruh insan Pupuk Kujang agar lebih produktif dan inovatif untuk berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional.

"Harapannya, kebun riset Kampioen ini bisa menghasilkan lebih banyak inovasi pupuk dan nutrisi tanaman yang lebih baik," kata Aminuddin dalam peresmian kebun riset Kujang Kampioen di PT Pupuk Kujang Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/2/2025).

Kebun riset Kujang Kampioen, kata Aminuddin, merupakan inovasi dari Pupuk Kujang untuk melakukan pendekatan teknologi dalam meningkatkan produktivitas di bidang pertanian.

Baca juga: Wamen BUMN Ingatkan Pupuk Indonesia Dimonitor Langsung Presiden

Pendekatan teknologi mutlak diperlukan untuk meningkatkan produktivitas di bidang pangan.

"Lahan tidak pernah bertambah, tetapi kebutuhan akan pangan bertambah. Kuncinya adalah intensifikasi, yang salah satu indikatornya adalah penerapan teknologi," kata Aminuddin.

Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryono, mengatakan kebun riset Kujang Kampioen merupakan bukti nyata dari hasil kerja keras seluruh insan Pupuk Kujang yang telah memajukan perusahaan dengan melakukan berbagai inovasi dan transformasi untuk melayani petani.

"Dibangunnya kebun riset ini diharapkan bisa menjadi penyemangat agar kinerja perusahaan lebih baik dan lebih produktif," kata Maryono.

Di kebun riset Kujang Kampioen, terdapat berbagai fasilitas, seperti green house, lahan pertanian, dan pesawahan.

Di kebun riset tersebut, berbagai uji coba dilakukan, misalnya aneka teknologi pertanian mutakhir, teknik budidaya terbaru, hingga uji coba formula pupuk dan nutrisi tanaman.

Baca juga: Wamen Otto Hasibuan Tanggapi Pengacara Naik Meja Saat Sidang Razman Vs Hotman: Saya Sedih...

Uji coba bawang merah

Salah satu uji coba yang sedang dilakukan di kebun riset itu adalah NPK berbasis nitrat.

Pupuk tersebut diproyeksikan untuk tanaman hortikultura.

Salah satu komoditas yang diujicobakan menggunakan pupuk itu adalah bawang merah.

Di lahan seluas 4 ribu meter, aplikasi pupuk tersebut dimulai pada 5 Desember 2024.

"Hasilnya cukup memuaskan, bawang merah tumbuh dengan warna yang pekat, aromanya juga kuat. Setelah mengaplikasikan pupuk tersebut, menghasilkan 18 ton per hektar," kata Maryono.

Maryono mengatakan, riset NPK nitrat di Pupuk Kujang dimulai sejak awal tahun 2024, mulai dari tahap ideasi, tahap formulasi, hingga uji efikasi tanaman yang saat ini masih berlangsung.

Pengujian dilakukan di lahan percobaan Pupuk Kujang.

Dalam uji coba tersebut, NPK nitrat diaplikasikan ke berbagai tanaman seperti cabai, tomat, dan kentang.

"Riset ini sebagai persiapan menatap pembuatan pabrik NPK nitrat sehingga saat pabrik mulai beroperasi, kami bisa menghasilkan produk yang berkualitas baik,” ujar Maryono.

Pembuatan pupuk NPK nitrat juga bernilai strategis sebab pupuk jenis tersebut belum banyak diproduksi di Indonesia.

Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma'ruf saat mereamikan kebun riset Kujang Kampioen di PT Pupuk Kujang, Jumat (7/2/2025).KOMPAS.com/FARIDA Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma'ruf saat mereamikan kebun riset Kujang Kampioen di PT Pupuk Kujang, Jumat (7/2/2025).

Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan NPK nitrat nasional yang mencapai sekitar 500 ribu ton, masih melalui impor dari negara-negara Eropa dan Cina.

Karena itu, Pupuk Kujang selaku anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero) akan menjalankan penugasan untuk membuat satu pabrik NPK nitrat di Cikampek.

Pabrik berkapasitas produksi sekitar 100 ribu ton per tahun itu rencananya mulai dibangun pada akhir tahun 2025.

Selain meninjau kebun riset Kujang Kampioen, Aminuddin juga meninjau stok pupuk di fasilitas pengantongan Pupuk Kujang.

Berdasarkan pendataan hingga Kamis (6/2/2025) petang, stok pupuk subsidi mencapai 133.671 ton.

Rinciannya, Urea sebanyak 99.191,4 ton, NPK sebanyak 29.056,9 ton, dan organik sebanyak 5.422,6 ton.

Adapun pupuk non-subsidi mencapai 10.218,9 ton, terdiri dari NPK sebanyak 2.661,6 ton dan Urea sebanyak 7.557,3 ton.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau