Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parung Panjang Rawan Kecelakaan, Dedi Mulyadi Akan Tuntaskan Tol Khusus Truk Tambang

Kompas.com, 12 Februari 2025, 17:58 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Krisiandi

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana pembangunan jalan tol khusus untuk tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pernyataan ini disampaikan Dedi usai rapat bersama Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dan bupati Bogor serta wakil bupati Bogor Terpilih, Rudy Susmanto-Jaro Ade, di sebuah hotel di Sentul pada Rabu (12/2/2025).

Parung Panjang dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan. Catatan kepolisian, sebanyak 100 orang meninggal akibat kecelakaan di jalur tersebut dalam jangka waktu dua tahun. 

Selain kecelakaan, jalur itu juga selalu dikeluhkan masyarakat karena rusak dan berdebu. 

"Hari ini rapat menyelesaikan Parung Panjang dengan dua solusi. Solusi pertama adalah jalan provinsi yang akan dibangun oleh pemerintah provinsi tahun ini, kemudian jalan tambang, baik itu tol tambang maupun jalan tambang khusus untuk penambang," kata Dedi kepada wartawan.

Baca juga: Jalan Parung Panjang Neraka Warga Bogor, 100 Nyawa Melayang, Ini Janji Dedi Mulyadi

Dedi menjelaskan bahwa jalur tol khusus tambang tersebut direncanakan akan dibangun tahun depan, dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Proses pembangunan akan dilakukan melalui investasi dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan para pengusaha tambang.


Ia berkomitmen bahwa pembangunan jalan tol khusus untuk truk tambang akan selesai dalam waktu satu tahun.

"Tetapi itu nanti akan tetap berjalan prosesnya. Kemudian khusus untuk internal provinsi, dulu (zaman Ridwan Kamil) ada BUMD yang sudah mendapat alokasi Rp 70 miliar. Uang ini segera dikembalikan ke kas daerah untuk dibangunkan menjadi jalan provinsi Parung Panjang, jadi solusinya itu," ungkapnya.

Dedi juga menegaskan bahwa pembebasan lahan merupakan kewenangan pihak ketiga, yaitu para pengusaha tambang.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget, 100 Orang Tewas di Jalan Parung Panjang, Salahkan Pemprov Jabar

"Jadi pengusaha tambang menyiapkan tanah, pemerintah provinsi membangun jalan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa ia telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengatur jam operasional truk tambang.

Sebelum jalur khusus tambang dibangun, perlu ada sinkronisasi antara Pemkab Bogor dan Pemkab Tangerang mengenai jam operasional truk tambang saat melintas di kedua wilayah tersebut.

"Ya kerja sama, tadi kan sudah bertemu dengan Bupati Tangerang juga. Kerja sama itu untuk penanganan pengaturan arus lalu lintas dan jam operasionalnya. Kalau pembangunannya (jalan tol khusus tambang) kerja sama dengan Pemda Kabupaten Bogor," jelas Dedi.

Tol untuk truk tambang diinisiasi Ridwan Kamil

Tol tambang di Parung Panjang sebelumnya diinisasi Gubernur Jabar 2018-2023 Ridwan Kamil. Tol ini menghubungikan wilayah Rumpin-Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menargetkan tol akan beroperasi pada Juni 2024. Namun hingga kini pembangunan belum terlaksana. 

Tol khusus truk tambang itu juga diharapkan menjadi jawaban permasalahan sosial yang ditimbulkan oleh truk berukuran besar pengangkut tambang.

"Masyarakat hidup tenang, tidak banyak debu, tidak banyak kecelakaan, bisnis juga silakan jalan," katanya saat mengunjungi lokasi jalan tol khusus tambang di Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigudeg, Senin (29/5/2023).

Baca juga: Mahasiswa Demo di Kantor Bupati Bogor, Tuntut Persoalan Truk Tambang dan PKL Puncak

Jalan tol khusus truk tambang ini didesain memiliki delapan pintu masuk dan keluar ke lokasi pertambangan yang meliputi wilayah Cigudeg-Rumpin-Gunung Sindur sampai ke Parung Panjang.

Truk truk tambang tersebut nantinya akan melewati 12 jembatan yang terhubung langsung dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. Harapannya, ke depan tidak akan ada lagi truk tambang yang bisa melintasi jalan raya umum di empat wilayah itu.

100 orang meninggal di Parung Panjang

Diberitakan, sebanyak 100 orang meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dalam kurun waktu dua tahun.

Hal itu diungkapkan Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, di Mapolres Bogor.

Mendengar fakta tersebut, Dedi tampak kaget. Ia menilai tingginya jumlah korban jiwa disebabkan oleh lambatnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membangun infrastruktur jalan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau