CIREBON, KOMPAS.com - Sebagian jalur Utama Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang berbatasan dengan Jawa Tengah, berlubang.
Lubang yang cukup lebar dan dalam sangat mengganggu warga sekitar, terutama pemudik yang bulan depan akan melintas.
Tak hanya lubang, di titik lain, aspal bergelombang hingga membentuk garis di tengah jalan berpotensi membuat ban motor yang digunakan tergelincir.
Lubang hingga besi pelat jembatan juga banyak ditemukan.
Kompas.com memantau kondisi jalan di sepanjang jalur Pantura dari perbatasan Kota Cirebon melintasi Kecamatan Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang, Losari, hingga perbatasan Brebes, Jawa Tengah, pada Kamis (13/2/2025) pagi.
Baca juga: Waspada, Jalan Pantura Karawang Banyak Berlubang
Beberapa titik terdapat aspal yang mengelupas hingga membentuk lubang.
Salah satunya adalah kondisi di bawah jembatan layang sekitar Pasar Ikan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon.
Jalan berbahan dasar cor-coran berlubang.
Tampak sejumlah tambalan aspal di atasnya, namun tetap terkelupas.
Bahkan, di tengah lubang ini terdapat batu koral yang cukup besar dan diletakkan untuk menutupi lubang.
Namun, kondisi ini membuat pengendara sepeda motor mudah tergelincir.
Kondisi ini diperparah dengan curah hujan tinggi yang membuat lubang tergenangi air sehingga warga tidak dapat melihat.
Terlebih di malam hari yang minim penerangan, hingga banyak warga yang tergelincir dan jatuh.
Suad dan Tasim, pengendara becak motor yang setiap hari membawa penumpang hilir mudik di lokasi tersebut, mengeluh.
Mereka kerap menyaksikan langsung musibah yang terjadi di lokasi.
Kondisi ini sangat membahayakan warga sekitar.
"Yang lubang di situ, di sana, yang sering kejadian di sini motor, kadang malam tidak kelihatan, bruk, guling. Ada 20 sentimeter itu, mas, mobil juga kalau ngebut kadang gebog. Jelas mengkhawatirkan semua," kata Suad saat ditemui Kompas.com di bawah jembatan layang, Kamis (13/2/2025) pagi.
Tak hanya berlubang, kondisi jalur Pantura juga ditemukan aspal bergelombang.
Beberapa di antara mereka berada di bagian pinggir karena tertekan muatan truk besar hingga tidak rata dan mulus.
Ada juga aspal bergelombang yang membentuk dua garis panjang di tengah jalan.
Jurnalis Kompas.com melintasi langsung di atas jalan ini sepanjang beberapa meter.
Laju kendaraan roda dua dirasa sangat membahayakan.
Ban motor kurang dapat dikendalikan karena kerap tergelincir dan mudah menyebabkan jatuh.
Kondisi ini sangat membahayakan di malam hari, terlebih jalur utama digunakan untuk pemudik yang akan melintas jalur Pantura dari arah Jakarta menuju Jawa, bulan depan.
Beberapa jembatan di sekitar Cirebon bagian timur yang berbatasan dengan Jateng ini juga terkelupas hingga pelat besinya tampak terlihat.
Warga sangat berharap kondisi kerusakan Pantura ini segera diperbaiki agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Seperti diberitakan sebelumnya, belakangan ini ramai beredar video seorang pengendara sepeda motor terjatuh di Jalan Pantura, Jawa Tengah, karena kondisi jalan yang banyak lubang.
Melansir akun Instagram @semaranginfo.id, kejadian kecelakaan tersebut berlokasi di Jalan Pantura Subah, Batang, Jawa Tengah.
"Diduga tak paham medan jalan, pengendara motor ngebut menghantam lubang jalan yang tertutup air hujan. Beruntung pengendara selamat, banyak warga dan pengendara lain yang peduli,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Jalan Pantura Rusak Parah, Anggaran Pemeliharaan Jangan Dipangkas!
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan pengendara perlu waspada terhadap bahaya lubang jalan.
Selain dapat merusak komponen mobil, halangan tersebut kerap memicu terjadinya kecelakaan.
“Cara meningkatkan waspada terhadap lubang jalan paling tepat adalah dengan mengurangi kecepatan. Menghindar dari lubang di jalan raya boleh, tapi tidak disarankan karena menjadi kebiasaan yang tidak aman,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Sony mengatakan, lubang di jalan bisa terlihat bila pengendara menjaga jarak aman dan kecepatan, sementara dalam kecepatan tinggi, lubang tersebut tidak akan terlihat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang