Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Tanah di Tasikmalaya Meluas, 44 Rumah Terdampak, Retak-retak

Kompas.com, 18 Februari 2025, 13:07 WIB
Irwan Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, semakin meluas akibat cuaca buruk yang selalu diguyur hujan sepekan terakhir.

Jumlah rumah yang retak terdampak pergerakan tanah semakin bertambah menjadi 44 rumah dari sebelumnya tercatat hanya 33 bangunan.

Kepala Desa Cikondang, Eros Rosita, mengatakan, sebagian besar bagian dinding, lantai, dan atap rumah milik warga mengalami retakan antara 5 sampai 10 sentimeter.

Beberapa masyarakat memilih mengungsi karena khawatir retakan rumah semakin besar dan membahayakan para penghuninya.

Baca juga: Jalan Penghubung 3 Kampung di Berau Kaltim Retak Akibat Hujan Deras

"Ada para petugas TNI-Polri, BPBD dibantu para relawan bencana dan warga dalam proses evakuasi para warga yang hendak mengungsi. Memang warga khawatir retakan akan semakin besar dan bisa merobohkan bangunan rumah," jelas Dwi kepada Kompas.com di kantornya, Selasa (18/2/2025).

Rosi menambahkan, cuaca buruk dengan guyuran hujan deras setiap hari yang terjadi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya kerap memicu kewaspadaan warga sekitar.

Kontur tanah yang labil dengan deretan rumah berlokasi di perbukitan ditakutkan akan membuat pergeseran tanah semakin besar.

Karena itu, masyarakat ada yang langsung membereskan barang berharganya untuk diamankan di tempat yang tak terdampak di milik saudaranya.

Baca juga: 20 Rumah Retak Imbas Getaran Truk Pembawa Tanah untuk Bangun Pagar Laut di Bekasi

"Kalau yang terdampak memang kebanyakan memilih beres-beres mengamankan barang-barang di rumahnya. Kalau rusak berat, ada dua rumah," ujar dia.

Rosi mengaku selama ini terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Tasikmalaya secara berkala sesuai kondisi di lapangan.

Pemerintah Desa dan BPBD pun sedang menunggu tim kajian dari Tim Geologi terkait kondisi alam di lokasi bencana guna menentukan langkah terbaik apa nantinya yang akan diambil pemerintah daerah.

"Tentu, kami terus berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri, dan instansi terkait lainnya," ungkap dia.

Baca juga: 6 Rumah di Lereng Gunung Lemongan Lumajang Retak, Penyebab Masih Diselidiki

Hal yang sama diungkapkan Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, yang masih menunggu tim ahli Geologi Bandung untuk memeriksa kondisi alam di lokasi bencana.

Namun, petugas BPBD, TNI-Polri dibantu relawan sampai sekarang terus bersiaga dan memantau lokasi bencana dalam mencegah hal yang tak diinginkan mengingat hujan terus mengguyur setiap harinya.

"Masih, masih menunggu tim kajian. Kami terus bersiaga dan memantau lokasi tersebut kondisinya. Masyarakat diimbau tenang dan jangan cemas," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau