TASIKMALAYA, KOMPAS.com, - Warga Kampung Margamulya, yang terletak di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kini hidup dalam kecemasan.
Setiap kali hujan turun, rasa khawatir akan pergerakan tanah yang terus berlangsung menghantui mereka.
Pergerakan tanah yang terjadi hampir setiap hari telah menyebabkan retakan di berbagai tempat, mulai dari dinding rumah, lantai keramik, hingga tembok masjid setempat.
Retakan yang muncul bervariasi, dengan ukuran yang menganga mulai 5 sampai 20 sentimeter.
"Kemarin mengungsi ada dua keluarga, sekarang jumlah yang mengungsi bertambah jadi empat keluarga," ungkap Kepala Desa Cikondang, Eros Rosita, saat diwawancarai oleh wartawan pada Selasa, 18 Februari 2025.
Tim PUPR Kabupaten Tasikmalaya tengah melakukan verifikasi dampak bencan. Eros menjelaskan bahwa tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tasikmalaya telah datang ke lokasi untuk memverifikasi dampak dari pergerakan tanah.
Baca juga: Wali Kota Terpilih Tasikmalaya Larang Pejabat Daerah Potong Biaya Pendidikan dan Kesehatan
Namun, untuk menentukan tingkat bahaya bagi penduduk setempat, mereka masih menunggu hasil kajian dari tim geologi Bandung, sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya.
Sebagai langkah antisipasi, tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat telah bersiaga di pos darurat yang didirikan di area bencana.
"Langkah tepat yang nanti akan diputuskan masih menunggu tim kajian Geologi Bandung. Apakah kampung ini masih aman untuk pemukiman atau tidak. Kami berharap tim kajian segera ke lokasi untuk mengetahui hasilnya," lanjut Eros.
Bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang semakin meluas, terutama setelah hujan yang terus mengguyur daerah tersebut dalam sepekan terakhir.
Menurut laporan, jumlah rumah yang mengalami keretakan telah meningkat menjadi 44 unit, dari sebelumnya hanya 33 bangunan.
Banyak dari dinding, lantai, dan atap rumah warga yang mengalami keretakan antara 5 sampai 10 sentimeter.
Akibat situasi ini, beberapa masyarakat memilih untuk mengungsi demi keselamatan.
Baca juga: Pergerakan Tanah di Tasikmalaya Meluas, 44 Rumah Terdampak, Retak-retak
Sementara itu, Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, juga menegaskan bahwa mereka masih menunggu tim ahli dari Geologi Bandung untuk melakukan pemeriksaan kondisi alam di lokasi bencana.
"Kita terus bersiaga dan memantau lokasi tersebut kondisinya. Masyarakat diimbau untuk tenang dan jangan cemas," tuturnya.
Dengan ancaman pergerakan tanah yang nyata dan hujan yang tak kunjung reda, harapan warga Kampung Margamulya kini tergantung pada hasil kajian dan keputusan yang akan diambil untuk memastikan keselamatan mereka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang