BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan telah menyurati Mendikti Saintek untuk memperjuangkan nasib siswa di tiga sekolah SMA dan SMK yang gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Dia menerangkan, siswa dari ketiga sekolah, yaitu SMAN 4 Karawang, SMKN 1 Depok, dan SMAN 1 Cileunyi, gagal mengikuti SNBP akibat kelalaian pihak sekolah karena terlambat dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Saya telah berkomunikasi dengan Menteri Dikti dan berkirim surat terkait sekolah yang siswanya tidak masuk pendaftaran SNBP karena sekolah terlambat mengirimkan data," kata Kang Dedi, sapaan akrabnya, dalam keterangan resminya, Rabu (26/2/2025).
Dedi Mulyadi meminta Mendikti Saintek untuk mempertimbangkan nasib ratusan siswa dari sekolah tersebut agar diberikan kesempatan kembali mengisi PDSS.
Baca juga: Pemkab Tasikmalaya Tak Punya Anggaran Pilkada Ulang, Dedi Mulyadi: Wajib Digelar Sesuai Konstitusi
Hal itu mengingat keterlambatan tersebut bukan kesalahan para siswa, melainkan pihak sekolah yang dinilai tidak mempersiapkannya secara optimal sehingga terjadi kasus tersebut.
"Ini bukan kelalaian siswa, melainkan pihak sekolah," ucap Dedi.
Dedi pun telah menyertakan nama-nama siswa dalam surat yang dikirim ke Menteri sebagai upaya agar permasalahan ini mendapatkan pertimbangan khusus.
"Saya kirim surat langsung beserta nama-nama siswanya, semoga ada pertimbangan karena ini bukan kelalaian siswa, melainkan pihak sekolah," ujarnya.
Baca juga: Viral Siswa SD Praktik Renang di Lantai Sekolah, Dedi Mulyadi: Tak Paham Esensi Pendidikan
Sebelumnya diberitakan, ratusan siswa di beberapa sekolah di Jabar sempat menggelar demonstrasi lantaran gagal mengikuti SNBP karena dipicu oleh kelalaian sekolah dalam mengisi PDSS.
Adapun jadwal pengisian PDSS berlangsung sejak 6 hingga 31 Januari 2025.
Namun, beberapa sekolah tidak menyelesaikannya tepat waktu.
Akibatnya, para siswa tidak dapat mengikuti SNBP, yang seharusnya menjadi kesempatan mereka untuk masuk perguruan tinggi negeri tanpa melalui tes.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang