Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Jalur Mudik, Polda Jabar Temukan Banyak Lubang di Jalur Alteri dan Pantura

Kompas.com, 28 Februari 2025, 15:53 WIB
Agie Permadi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar melakukan survei jalur lintasan utama dan jalur wisata yang akan dilalui pemudik pada libur hari raya Idul Fitri 2025 di wilayah Jabar.

Dari hasil pemantauan ini, petugas masih menemukan beberapa ruas jalan yang masih berlubang.

"Jalur yang menjadi titik perhatian kami adalah jalur Alteri Pantura dan jalur Alteri Selatan karena masih banyak di beberapa ruas jalan yang masih berlubang," kata Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Jabar, Kombes Pol Edwin Affandi di Mapolda Jabar, Jumat (28/2/2025).

Baca juga: Satpol PP-WH Lhokseumawe: Gelar Live Music Saat Ramadhan, Kami Bubarkan...

Jalan yang masih berlubang ini telah dikoordinasikan pihak kepolisian dengan pihak Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Jabar dan Nasional.

"Sudah kami koordinasikan dengan PUPR baik di nasional maupun provinsi untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan jalan sebelum nanti digunakan," tuturnya.

Edwin juga mengatakan, lokasi yang terkena bencana di jalur Pantai Selatan Jabar, seperti wilayah Sukabumi, pada beberapa bulan lalu juga akan dilakukan perbaikan agar bisa dilintasi pemudik.

"Selain itu kami juga melaksanakan survei di jalur Japek 2, di mana jalur ini nanti akan difungsikan untuk mengurai kemacetan pada saat arus balik nanti berlangsung karena biasanya sering terjadi di Km 66 atau 68," ucapnya.

Baca juga: MUI Banyuwangi Larang Sound Horeg Selama Ibadah Ramadhan

Terkait penetapan manajemen rekayasa arus lalu lintas, Edwin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa stakeholder terkait, seperti pengusaha jalan tol, untuk menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan Operasi Ketupat Lodaya 2025 mendatang.

"Kami juga berkoordinasi dengan PU soal kesiapan jalur lalu lintas, juga melaksanakan rapat untuk menetapkan pembatasan sumbu tiga," ucapnya.

Dijelaskan, kehadiran sumbu tiga pada saat mudik akan mereduksi kecepatan kendaraan saat melintas di jalur yang dilakukan pengaturan dan rekayasa.

Sebab, pembatasan kendaraan besar ini perlu dilakukan guna mengurangi dampak potensi kecelakaan yang melibatkan kendaraan sumbu tiga.

Pembatasan kendaraan sumbu tiga ini nantinya akan dikeluarkan surat keputusan bersama dari Korlantas Polri, PU, dan Dinas Perhubungan.

"Ini nantinya akan disosialisasikan kepada seluruh pengguna jalan, khususnya sumbu tiga, agar sementara tidak melintas di waktu-waktu yang akan ditetapkan nantinya dalam bentuk surat keputusan bersama," katanya.

Dijelaskan, pantauan jalur ini utamanya dilakukan pada jalur trans Jawa yang dimulai dari Jakarta-Cikampek (Japek), Cikopo-Plimanan (Cipali) hingga Palimanan-Kanci (Palikanci).

Baca juga: Kakorlantas Sisir Pantura hingga Cek Rest Area Jelang Mudik Lebaran 2025

Jalur ini akan dioperasikan dalam rangka Operasi Ketupat Lodaya mendatang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau