Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hibisc Fantasy Dibongkar Dedi Mulyadi, Jaswita: Ada Informasi Keliru di Publik

Kompas.com, 6 Maret 2025, 17:55 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) selaku pengelola Hibisc Fantasy Puncak buka suara perihal tudingan pemanfaatan lahan ilegal seluas 11.000 meter persegi di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk bangunan tempat rekreasi.

Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki kerja sama operasi (KSO) lahan dengan PTPN seluas 21 hektare untuk dijadikan area tempat rekreasi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Namun, dari total tersebut, yang digunakan untuk bangunan wahana permainan Hibisc Fantasy Puncak sekitar 4.138,95 meter persegi.

Baca juga: Hibisc Fantasy Puncak Milik BUMD Pemprov Jabar, Kenapa Dibongkar Dedi Mulyadi?

Sedangkan sisanya digunakan untuk area ruang terbuka hijau (RTH) dan non-terbuka hijau.

Angga menjelaskan bahwa tempat rekreasi yang dikelolanya tersebut seluruh areanya memakai paving blok agar ramah lingkungan sehingga dapat menyerap air hujan dan mengembalikan ke tanah.

"Adapun 15.000 meter persegi yang dimaksud bukan untuk bangunan semua itu, ada lahan parkir, area ruang terbuka hijau (RTH), kemudian ada lapangan, kebun-kebun, pohon, dan lainnya," ujar Angga saat dihubungi, Kamis (6/3/2025).

Dia menyebutkan bahwa terjadi kesalahan informasi atau misleading di masyarakat soal luas bangunan utama Hibisc Fantasy Puncak yang mencapai 15.000 meter persegi hanya untuk wahana permainan.

Padahal, faktanya luas area yang digunakan untuk wahana permainan terbilang kecil bila dibandingkan dengan luas untuk area RTH yang didominasi kebun-kebun dan pohon.

"Informasi yang misleading (keliru/menyesatkan) di publik itu kan izin 4.000 meter persegi dibangun 15.000 meter persegi. Padahal total bangunan itu memang 4.138,95 meter untuk tutupan, jalan setapak, taman, dan lahan parkir, bukan termasuk bangunan," tutur Angga.

Angga menerangkan bahwa seluruh wahana permainan di Hibisc Fantasy Puncak telah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Namun, diakuinya, ada tiga wahana yang saat ini izinnya sedang diurus.

"Ada memang tiga bangunan izinnya belum selesai, wahana bianglala, wahana puter-puter, dan satu lagi sedang dibangun. Itu yang belum ada izin," katanya.

Dia menambahkan bahwa Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, berencana akan mengubah konsep Hibisc Fantasy Puncak menjadi tempat rekreasi atau wisata hutan.

Selain itu, seluruh biaya investasi yang sudah digelontorkan untuk pembangunan tempat rekreasi ini akan diganti seluruhnya oleh Pemprov Jabar, yang ditaksir mencapai Rp 40 miliar.

"Tadi juga Pak Gubernur menyampaikan dengan sangat bijak ingin mengganti konsep wisata itu dengan wisata hutan. Beliau sampaikan akan ganti semua biaya investasi yang masuk. Uang investor yang masuk akan diganti," pungkas Angga.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau