Editor
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak atas penanganan banjir yang dirasa belum maksimal.
Saat ini, dia masih fokus membenahi wilayah Puncak, Kabupaten Bogor, untuk kembali ke awal, kembali menjadi hutan dan perkebunan.
"Hari ini saya fokus membenahi wilayah Puncak," kata Dedi kepada Kompas.com, Jumat (7/3/2025) pagi.
Baca juga: Lihat Jembatan Gantung Wisata di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Itu yang Paling Melanggar...
Kebijakan Dedi membuka wilayah Puncak, membongkar bangunan tak berizin, bertujuan untuk mengembalikan kembali fungsi-fungsi resapan air. Dia sekuat tenaga akan menghutankan kembali wilayah resapan air.
Saat ini, hujan yang tidak berhenti berdampak kepada banjir yang semakin meningkat di wilayah Sukabumi. Selain itu di Kota dan Kabupaten Bekasi dan Karawang.
"Di Cirebon juga terjadi," katanya.
Menurut peringatan BMKG, cuaca ekstrem berupa hujan deras akan terjadi pada 10-20 Maret 2025. Untuk itu, kata Dedi, Pemprov Jabar akan memodifikasi cuaca selama 10 hari.
"Mudah-mudahan modifikasi cuaca itu bisa mengurangi beban air yang jatuh ke wilayah-wilayah rawan banjir," harapnya.
Dedi menambahkan, mudah-mudahan langkah ini bisa meringankan beban warga Jabar yang mengalami kebanjiran, termasuk warga DKI Jakarta.
Baca juga: Apa yang Ditangisi Dedi Mulyadi Saat Meninjau Puncak Bogor?
"Karena hujan berasal dari wilayah hulu yang airnya mengalir ke Karawang, Bekasi, DKI Jakarta," jelasnya.
Dedi menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan semua pihak.
"Mohon doanya agar seluruh jajaran yang bekerja setiap hari menyelesaikan masalah warga diberikan kesehatan," katanya
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang