KARAWANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) berencana membangun dua titik Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Tujuannya adalah untuk mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga kualitas air tanah.
Kepala DPRKP Karawang, Asep Hazar, mengatakan bahwa DPRKP Karawang sedang melakukan perencanaan dan kajian, termasuk pemilihan lokasi pembangunan IPLT.
Ia menyebutkan banyak pertimbangan yang harus diperhatikan agar fasilitas ini dapat beroperasi secara efektif dan berkelanjutan.
Baca juga: Warga Desak Pemkab Karawang Serius Kelola TPA Jalupang, Ancam Lapor Dedi Mulyadi
Pertama, lokasi harus strategis agar memudahkan pengangkutan lumpur tinja dari septic tank rumah tangga dan fasilitas umum.
Kedua, lokasi harus jauh dari permukiman untuk menghindari dampak bau dan pencemaran.
Ketiga, akses transportasi harus tersedia, yaitu jalan yang memadai untuk truk pengangkut lumpur tinja.
Selain itu, kata Asep, perlu dipastikan bahwa tanah di lokasi tersebut mampu menampung fasilitas tanpa risiko erosi atau banjir.
Baca juga: Direktur PT AEGA, Tersangka Pengurang Takaran Minyakita di Karawang Ditangkap
"Calon lokasi yang menjadi pertimbangan perencanaan pembangunan IPLT ada di Kecamatan Kotabaru dan Telukjambe Barat yang secara eksplisit tertuang dalam konsep Revisi RTRW Karawang," kata Asep di Karawang pada Jumat (14/3/2025).
Asep menyebut kehadiran IPLT sangat penting, apalagi Karawang terus berkembang sebagai daerah industri dan permukiman.
Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk dan volume limbah domestik, termasuk lumpur tinja, juga semakin tinggi.
Menurut dia, sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, dan infeksi saluran pencernaan lainnya.
Dengan adanya IPLT, risiko penyebaran penyakit akibat pencemaran tinja dapat diminimalkan.
Baca juga: THR ASN di Karawang Diprediksi Cair 17 Maret 2025
"Maka untuk memastikan sanitasi yang baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan, kami berencana membangun IPLT agar tidak mencemari lingkungan," kata Asep.
Asep menyebut saat ini sebagian besar masyarakat Karawang masih menggunakan sistem septic tank individu tanpa pengolahan limbah yang memadai.