Petugas Satker BBWS Citanduy, Andi Widyanto, membenarkan bahwa normalisasi Sungai Citanduy menjadi prioritas utama Kementerian PUPR untuk mencegah banjir di Sukaresik.
"Kita akan perpanjang normalisasi sungai supaya tidak dangkal. Bisa dilihat upaya ini berhasil dan membuat banjir cepat surut kali ini," kata Andi di lokasi banjir.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat sebanyak 3.963 penduduk di empat kampung Desa Tanjungsari terdampak bencana banjir pada Jumat (14/3/2025).
Baca juga: Langkah Pemkot Selesaikan Masalah Banjir di Surabaya Selatan
Banjir musiman ini disebabkan meluapnya air anak Sungai Citanduy akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, menjelaskan bahwa banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter terjadi di Kampung Mekarsari, Cicalung, Bojong Soban, dan Hegarsari.
Rincian total korban menunjukkan bahwa Kampung Bojongsoban menjadi lokasi terparah dengan 1.986 jiwa terdampak dan 486 rumah terendam.
"Pendataan sudah masuk, dari jumlah ribuan warga terdampak banjir itu, sebanyak 741 jiwa di antaranya masih mengungsi. Pengungsi tersebar di delapan titik lokasi madrasah dan masjid di empat kampung yang lokasinya aman," jelas Azis kepada Kompas.com di lokasi banjir.
Baca juga: Kerugian Rp 52 Miliiar, Pemkab Situbondo Mampu Bantu Korban Banjir Rp 825 Juta
Azis menambahkan bahwa meskipun genangan air banjir mulai berangsur surut, dampak bagi total rumah yang terendam sebanyak 906 unit masih belum bisa dihuni.
Petugas BPBD, Tagana, TNI-Polri, serta warga terus berupaya membersihkan hunian warga dari sisa genangan air dan lumpur akibat banjir.
"Kalau total KK (Kartu Keluarga) korban banjir ada 1.131 KK dengan total rumah yang terendam ada 906 rumah kebanjiran," tambah Azis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang