Penulis
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemui para kusir andong, penarik becak, dan tukang ojek yang biasa beroperasi di jalur mudik, di Garut, Kamis (20/3/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Dedi bercengkrama dan bercanda dengan mereka.
Dalam kesempatan itu, Dedi bersama para kusir andong, penarik becak, dan tukang ojek sepakat untuk tidak beroperasi selama arus mudik guna mengurangi kemacetan.
"Ini adalah kusir andong, sopir becak, dan ojek yang biasa lewat waktu mudik dan menyebabkan macet karena mereka beroperasi," ujar Dedi dalam sebuah video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com, Kamis (20/3/2025).
Baca juga: Antisipasi Macet Mudik Lebaran, Polres Magelang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Enam Titik
Dedi kemudian meminta mereka untuk tidak beroperasi selama masa mudik berlangsung.
"Jadi sekarang kamu jangan narik ya. Cicing di imah (diam di rumah)," kata Dedi.
Permintaan tersebut langsung disambut dengan jawaban serempak dari mereka, "Iya."
Lebih lanjut, Dedi menanyakan apakah mereka mendapat kompensasi, yang kemudian dijawab serentak dengan "Iya."
"Dibere duit teu? (Diberi uang tidak?)" tanya Dedi.
"Iya," jawab mereka.
"Jang naon?" tanya Dedi kembali.
"Jang THR," kata mereka.
Kepada Kompas.com, Dedi menjelaskan bahwa para kusir andong, penarik becak, dan tukang ojek yang tidak beroperasi selama arus mudik dan balik tersebut berada di beberapa jalur mudik, yakni Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Kuningan, dan Kabupaten Cirebon.
"Mereka mendapat kompensasi Rp 3 juta per orang. Uang Rp 1,5 juta diberi menjelang mudik dan sisanya menjelang arus balik," kata Dedi.
"Dia tinggal di rumah sama dengan bekerja, yakni meringankan petugas di jalan," lanjutnya.