BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Jawa Barat menghentikan operasional angkutan organik seperti delman, andong, becak, dan sejenisnya selama arus mudik dan balik Idul Fitri 1446 Hijriah.
Bagi angkutan organik yang terdampak larangan beroperasi di jalan nasional atau daerah rawan macet saat mudik Lebaran, akan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp3 juta per angkutan.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan bahwa pemberian uang kompensasi tersebut adalah bagian dari strategi Pemprov Jabar agar arus lalu lintas saat momentum Lebaran lancar.
Baca juga: Alihkan Parsel Lebaran, Dedi Mulyadi: Tak Usah, Enggak Ada yang Makan, Kirim ke Warga...
Meski jumlah uang kompensasi dinilai sangat tinggi, hal tersebut sebanding dengan manfaat yang dirasakan oleh pemudik, yakni tidak terjebak macet selama berjam-jam.
Menurut Dedi, kemacetan selalu berdampak negatif pada perekonomian, salah satunya meningkatnya pengeluaran untuk keperluan bahan bakar dan lain sebagainya.
"Misalnya saya tidak mengeluarkan Rp 6 miliar (uang kompensasi) tapi macet sampai tujuh jam, mana yang lebih boros," ujarnya usai kegiatan apel gelar pasukan Operasi Ketupat Lodaya di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (20/3/2025).
Dia menjelaskan bahwa uang kompensasi tersebut akan diberikan dengan cara ditransfer langsung kepada penerima dalam dua tahap, yakni sebelum dan sesudah Lebaran.
Cara ini dilakukan untuk mencegah pengemudi angkutan organik tersebut tetap beroperasi meski telah mendapatkan uang kompensasi dari pemerintah.
"Ngasih Rp 3 juta dalam bentuk di transfer, uangnya Rp 1,5 juta itu sebelum Lebaran dan Rp 1,5 juta sesudahnya. Saya khawatir nanti sudah dikasih Rp 3 juta, tahu-tahunya masih mangkal, yang nakal itu jangan hanya ditujukan ke aparat, tapi rakyat juga ada," kata Dedi.
Dedi menyebut bahwa pemberian uang kompensasi tersebut tidak menjadi beban bagi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pasalnya, anggaran bersumber dari pemotongan belanja perjalanan dinas para pegawai di Pemprov Jabar.
Biasanya, uang tersebut digunakan untuk keperluan pejabat, namun kini diberikan kepada rakyat.
"Biasanya dipakai jalan-jalan oleh pegawai provinsi, hari ini dikasihkan ke Mang Oding misalnya. Jadi, ini dari realokasi anggaran," tuturnya.
Baca juga: Penyebab Macet, Penarik Becak Dapat Honor agar Diam di Rumah Saat Mudik
Di samping itu, perbaikan jalan pun terus dikebut oleh Pemprov Jabar untuk mengurangi kemacetan pada saat arus mudik.
Di tahun ini, anggarannya dinaikkan hingga empat kali lipat.
"Anggaran jalannya naik, dari Rp 600 miliar menjadi Rp 2,4 triliun," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang