BANDUNG, KOMPAS.com - H-5 Lebaran 2025, arus lalu lintas di Gate Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih relatif landai.
Meski begitu, sejumlah kendaraan roda empat lengkap dengan peralatan mudik sudah terlihat sejak dua hari lalu.
Supervisor Exit Tol Cileunyi, Novi Gunawan, mengatakan bahwa hingga H-5 belum terlihat kepadatan yang diakibatkan antrean di Gate Tol Cileunyi.
Bahkan, ramainya kendaraan hari ini masih terbilang sama dengan H-7 dan H-6 kemarin.
Baca juga: Mudik 2025, Polisi Pertebal Pasukan di Cileunyi-Nagreg, 1.549 Personel Diturunkan
Catatan sementara, bila dibandingkan dengan tahun kemarin, jumlah kendaraan yang melintas pada H-5 di Gate Tol Cileunyi terbilang menurun.
Data dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 09.58 WIB menunjukkan sebanyak 10.292 kendaraan yang melintas di Gate Tol Cileunyi.
"Tadi sih di pukul 08.00 ke 09.00 WIB itu sempat ada lonjakan, tetapi tidak terlalu signifikan, kemudian satu jam lagi menurun," katanya saat ditemui di Exit Tol Cileunyi, Rabu (26/3/2025).
Sementara itu, Kasatlantas Polresta Bandung Kompol Danu Raditya Atmadja mengatakan, bila dibandingkan dengan tahun kemarin, ada peningkatan tren mudik sebanyak 5 persen.
Pasalnya, hasil pemantauan petugas gabungan menunjukkan bahwa para pemudik lebih memilih berangkat pada dini hari.
Hal itu yang menyebabkan lonjakan angka kendaraan yang melintas dari Gate Tol Cileunyi ke arah Nagreg meningkat signifikan.
Baca juga: H-7 Lebaran 2025, Pemudik Mulai Berdatangan di Tol Cileunyi Bandung
"Setiap harinya ini kami pantau di mana ramainya atau bertambahnya kendaraan ini di jam 00.00 sampai jam 06:00 pagi," ujar dia.
Danu memperkirakan bahwa pilihan pemudik untuk bergerak pada dini hari disebabkan oleh anggapan bahwa di jalur alternatif menuju Nagreg kerap terjadi hambatan atau titik kepadatan.
"Jadi, mereka yang melintasi jalur Nagreg ini mengetahui bahwa diperkirakan kalau mereka berangkat siang atau jam 6 pagi hingga jam 12 siang, ini mungkin ditemukan banyak hambatan di jalan karena memang kepadatannya dengan aktivitas masyarakat lokal sendiri," tuturnya.
"Jadi, menghambat kendaraan karena ada masyarakat lokal. Makanya, lihat dari traffic cone ini, mereka mengambil waktu di jam pagi," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang