SUKABUMI, KOMPAS.com - Sopir ambulans Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akhirnya memberikan klarifikasi terkait viralnya video yang menunjukkan dirinya menerobos antrean kemacetan di Tol Bocimi GT Parungkuda pada Selasa (1/4/2025).
Diduga sopir membawa sejumlah warga yang hendak berlibur menggunakan ambulans.
Dalam video berdurasi 53 detik, sopir ambulans yang tidak disebutkan namanya itu menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak terkait.
“Saya sopir ambulans Desa Kompa meminta maaf kepada pihak, terutama pemerintah Desa Kompa, ibu lurah, karena saya tidak ada izin untuk mengantarkan ibu-ibu ke lapas dan saya mohon minta maaf,” ujarnya.
Baca juga: Macet Mengular, Butuh 3 Jam Keluar dari Gerbang Tol Bocimi
“Sebenarnya keberangkatan itu bukan untuk berwisata ke (pantai) Palabuhanratu. Ini (untuk) mengantarkan ibu-ibu untuk menjenguk anaknya ke lapas (Warungkiara). Itu saja yang saya sampaikan dan saya memohon maaf kepada semua pihak,” lanjut sopir ambulans Desa Kompa dalam video tersebut yang dikirimkan oleh Camat Parungkuda, Kurnia.
Terkait kejadian tersebut, Kurnia, menyayangkan penggunaan mobil ambulans untuk kepentingan pribadi.
“(Saya meminta) kepala desa untuk lebih mengawasi penggunaan ambulans desa, karena rata-rata baik kunci maupun operasional mobilnya langsung dipegang oleh sopir ambulans,” kata Kurnia saat dihubungi Kompas.com via WhatsApp, Selasa (1/4/2025).
Kurnia juga mengingatkan agar setiap penggunaan mobil ambulans sesuai dengan peruntukannya, terutama saat masa libur Idul Fitri, dan tidak disalahgunakan, apalagi dengan menggunakan rotator dan sirene.
Sebelumnya diberitakan, pada Selasa siang, petugas kepolisian dari Mapolres Sukabumi menemukan ambulans yang menerobos antrean kemacetan di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda.
Setelah diperiksa, diketahui ambulans tersebut tidak mengangkut pasien yang hendak dirujuk ke rumah sakit, melainkan sekelompok orang yang diduga hendak pergi liburan.
Pihak kepolisian kemudian meminta sopir ambulans untuk putar balik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang