BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengumumkan bahwa program pengangkutan sampah rumah tangga dengan metode ganjil genap yang dijanjikannya selama kampanye Pilkada Kota Bandung 2024 belum dapat dilaksanakan.
Dalam kampanye tersebut, Farhan mengusulkan sistem pengangkutan sampah yang membedakan antara hari ganjil untuk sampah organik dan hari genap untuk sampah anorganik.
Farhan menekankan pentingnya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga sebagai langkah awal sebelum menerapkan sistem ganjil genap.
Baca juga: Dedi Mulyadi dan Farhan Sepakat, Tidak Ada Lagi PKL di Trotoar Bandung
"Kita akan memastikan bahwa di hulu, di wilayah warga, semuanya harus bisa melakukan pemilahan dan harus ada kawasan untuk pengangkutan, karena tidak semua RW punya kemampuan," jelasnya.
Sementara itu, untuk mengatasi masalah persampahan yang ada, pemerintah Kota Bandung berencana memperbanyak kawasan bebas sampah (KBS).
Kawasan ini diharapkan dapat mengurangi volume pengangkutan sampah hingga 30 persen, sehingga mengurangi frekuensi pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Baca juga: Tertibkan Teras Cihampelas dan Trotoar, Farhan: Tidak Boleh Ada Bangunan Semipermanen
Farhan menjelaskan bahwa wilayah yang dinyatakan sebagai KBS biasanya sudah menerapkan metode pengurangan sampah, seperti insinerator atau magotisasi.
"Dari 413 RW yang sudah jagoan Kangpisman dan sudah KBS, kita akan pilih champion-championnya, kelompok swadaya masyarakatnya akan kirim ke RW-RW yang belum KBS untuk jadi pelatih," tandasnya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kota Bandung dapat lebih efektif dalam menangani masalah persampahan di masa mendatang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang