Editor
Tujuannya adalah melaporkan perundungan dan kekerasan fisik yang dialami oleh anaknya.
"Betul, saya datang langsung ke Bandung untuk ketemu KDM (Kang Dedi Mulyadi) untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya," ungkap Dudy di Gedung Pakuan Bandung pada Sabtu (14/4/2025) malam, dikutip Antara.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Saya Pemimpin di Antara yang Suka dan Tidak Suka, Nikmati Saja
Sebelum sampai di Bandung, Dudy mengunjungi rumah pribadi Gubernur di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.
Namun, di sana, ia diarahkan untuk menuju Bandung karena Gubernur tengah menggelar acara.
"Saya sebenarnya sempat ke Lembur Pakuan, tapi di sana diarahkan ke sini. Jadi tadi jam 7 pagi sudah sampai Bandung," ucap Dudy.
Setelah menunggu beberapa jam di Gedung Pakuan, Dudy akhirnya bertemu dengan Gubernur pada malam hari.
Dalam pertemuan itu, ia menceritakan pengalaman pahit yang dialami anaknya.
Gubernur Dedi Mulyadi meminta Dudy untuk segera menyerahkan bukti-bukti terkait perundungan yang dialami oleh anaknya kepada timnya.
Baca juga: Didukung Jaksa Agung, Dedi Mulyadi Tindak Penambang Ilegal di Bogor
Langkah berani ini diambil Dudy karena kasus yang menimpa anaknya, yang berinisial N, baru terungkap pada tahun 2023.
Dudy merasa bahwa upaya penyelesaian di tingkat lokal, baik melalui Sekolah Dasar Katolik YB maupun pemerintah Kota Sukabumi, tidak menghasilkan hasil yang memuaskan dan justru menemui berbagai hambatan.
"Saya merasa tidak menemukan titik terang setelah melapor ke UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) Kota Sukabumi hingga ke Dinas Pendidikan Kota Sukabumi. Karena itu, saya nekat melaporkan kejadian ini langsung ke KDM," jelas Dudy.
"Ketemu sama KDM, saya langsung bercerita, dan langsung diarahkan ke timnya. Saya juga tadi memberikan bukti-bukti dan diminta nomor HP oleh timnya," tambahnya.
Setelah pertemuan tersebut, Dudy mengaku tidak menunggu lama untuk mendapatkan respons.
Baca juga: Dedi Mulyadi Resmi Terbitkan SK Larang Pungutan Liar di Jalan Raya
Kepala Dinas Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat, Siska Gerfianti, segera menghubunginya untuk menjadwalkan pertemuan guna menindaklanjuti kasus tersebut.
Ia berharap dengan bantuan Gubernur, kasus ini bisa segera mendapatkan perhatian yang layak dan anaknya bisa mendapatkan keadilan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang