BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan alasan ia harus selalu turun ke lapangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di daerahnya.
Di Jabar, kata dia, penyelesaian masalah harus segera dimulai dengan memberi contoh.
"Kalau tidak dicontohi, tidak turun ke lapangan, maka permasalahan susah selesai," ujarnya.
"Atau pakai metodologi birokrasi, melalui pendekatan formal berjenjang dan terstruktur, perlu waktu yang panjang (permasalahan susah selesai)," kata Dedi pada unggahan di akun media sosialnya yang dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (13/4/2025).
Dia mengatakan bahwa turun ke lapangan karena ingin menyelesaikan hal-hal itu secara cepat, tidak terlalu rumit, dan tepat sasaran.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Kalau Ada Bayi Ditahan Rumah Sakit karena Administrasi, Itu Biadab!
Percepatan ini bukan hanya dalam kinerja birokrasi, tetapi juga dalam kinerja sosial untuk memenuhi keinginan psikologi publik.
"Agar semua orang bisa menjalankan hak dan kewajiban secara baik," kata Dedi.
Dia pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Jawa Barat apabila membuat kegaduhan dengan berbagai langkah dan kebijakannya.
Ia mengakui, banyak yang tidak menyukai langkah yang diambilnya.
Menurut Dedi, banyak pihak secara terbuka menyampaikan kritik.
Dia pun menerima kritik itu dengan baik, karena sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan.
"Tetapi juga banyak publik yang punya harapan terpuaskan. Saya pemimpin yang hidup di antara yang suka dan tidak suka, yang menyetujui dan tidak menyetujui. Nikmati saja. Kedua-duanya adalah warga saya, warga Jawa Barat," kata Dedi.
Baca juga: Didukung Jaksa Agung, Dedi Mulyadi Tindak Penambang Ilegal di Bogor
Lebih lanjut, Dedi mengatakan bahwa saat ini yang rajin mengomentari kebijakannya bukan hanya rakyat Jawa Barat. Dia tidak mempersoalkan hal itu.
Menurut Dedi, itu merupakan hak setiap orang.
Terlebih saat ini sudah era digital, era media sosial, di mana setiap kegiatan bisa dilihat oleh seluruh warga dunia.
"Yang penting apa yang kita lakukan bermanfaat. Yuk kita semangat hidup, jangan berprasangka buruk, berprasangkalah baik agar hati kita tenang, tentram, bahagia," ujar Dedi Mulyadi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang