BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi telah melakukan tes psikologi terhadap Priguna Anugerah Pratama (31), eks dokter residen anastesi Progam Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Padjadjaran Bandung.
Priguna merupakan tersangka pemerkosaan terhadap keluarga pasien di Gedung MCHC lantai 7 Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengungkapkan bahwa tes psikologi tersebut dilakukan sebagai bagian dari proses penyelidikan.
"Penanganan dokter PAP kemarin kita sudah lakukan tes psikologi terhadap yang bersangkutan, kemarin gabungan psikologi forensik, dari UPTD juga ada, dari psikologi kepolisian Polri ada," jelasnya di Mapolda Jabar, Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Efek Obat Bius, Korban Pemerkosaan Priguna Masih Pusing dan Telinga Berdengung
Hasil dari tes psikologi tersebut belum dapat diperoleh karena masih dalam tahap analisis.
"Sedang dilakukan analisis," tambah Surawan.
Surawan menjelaskan bahwa tes psikologi ini bertujuan untuk melengkapi alat bukti dalam kasus pelecehan seksual yang sedang ditangani.
"Memperkuat alat bukti kita," ucapnya.
Selain itu, tes juga mencakup dugaan kelainan seksual yang dialami oleh Priguna.
"Iya semua dilakukan pengujian terhadap yang bersangkutan," tegas Surawan.
Dalam kasus ini, polisi telah meminta keterangan dari 17 saksi, termasuk para korban dan dokter pengawas di RSHS.
Tersangka kini telah ditahan dan dijerat dengan Pasal 6C UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Baca juga: Tak Diizinkan RS Resepkan Obat, Priguna Dokter Pelaku Pemerkosaan Bawa Obat Sendiri
Polisi juga berencana untuk menambah pasal 64 KUHP mengenai perbuatan berulang.
Selain tindakan hukum, pihak Universitas Padjadjaran (Unpad) telah memberhentikan Priguna dari program PPDS sebagai konsekuensi dari tindakan yang mencoreng nama baik institusi dan profesi kedokteran.
Kementerian Kesehatan juga telah mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) milik Priguna, sehingga ia tidak dapat melakukan praktik kedokteran.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang