Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Temui 40 Siswa Program Militer Purwakarta, Temukan Fakta Mengerikan di Balik Tawuran

Kompas.com, 1 Mei 2025, 15:08 WIB
Farida Farhan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau langsung kegiatan pendidikan disiplin yang dilaksanakan di barak militer Resimen Armed 1/Stira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta, Jawa Barat.

Program ini ditujukan untuk para siswa SMA yang terlibat dalam kenakalan remaja, seperti tawuran, merokok, dan penyalahgunaan narkoba.

Diketahui ada 40 siswa  yang bakal dididik dalam program militer yang dicanangkan Dedi di Purwakarta.

Baca juga: Begini Penampakan Barak Militer untuk 40 Siswa Nakal di Purwakarta

Dalam video yang diunggah di media sosial Dedi dan dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com, Dedi tampak mendampingi para orangtua yang menyerahkan anak-anak mereka untuk mengikuti pembinaan berdisiplin ala militer.

Baca juga: 40 Siswa di Purwakarta yang Dianggap Bermasalah Akan Dibina TNI

Salah satu siswa yang ikut dalam program ini berinisial LY, seorang pelajar kelas 9 yang sebelumnya terlibat tawuran.

"Nama anaknya (inisial) LY , cocok dididik di Resimen Armed 1. Mudah-mudahan anak bapak jadi tentara nanti, pelatihan dari sekarang," ujar Dedi kepada orangtua siswa tersebut lewat video yang diunggah, Kamis (1/5/2025).

Kepada Dedi, ayah LY mengatakan bahwa anaknya terlibat tawuran dan tindakan tersebut memakan korban.

Rekan LY yang ikut tawuran juga bakal menjalani pendidikan milter di Resimen Armed 1. 

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang turut hadir, mengungkapkan bahwa tawuran yang melibatkan para siswa tersebut sempat menimbulkan korban serius.

"Ada korban, wajahnya hancur karena dibacok. Kami harus menebus Rp 11 juta di rumah sakit. Saat ini dia dirawat di RS Hasan Sadikin," jelasnya.

Dedi Mulyadi menekankan bahwa para siswa yang terlibat akan dibina secara militer di Resimen Armed 1, dengan harapan mereka dapat diarahkan ke jalur yang lebih positif, termasuk menjadi prajurit TNI, anggota Polri, atau masuk sekolah kedinasan seperti IPDN.

Seperti diketahui, anak-anak ini akan tinggal di aula barak militer yang dilengkapi meja makan dan velbed sebagai tempat tidur.

Mereka dibagi ke dalam kelompok dan menjalani pelatihan disiplin yang mencakup penyampaian sandi, latihan fokus, dan kebugaran fisik seperti lari 12 menit untuk mengukur tekad dan kemauan.

Menurut pihak TNI, program ini ditujukan bagi anak-anak yang sudah sulit ditangani oleh orang tuanya.

Siapa pun bisa melapor, baik itu keluarga maupun tetangga, dan nantinya Dinas Pendidikan akan menjemput anak tersebut untuk dibawa ke sekolah militer.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau