Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikdasmen Kunjungi SD di Bogor, Lewati Jalan Berlubang dan Dapati Sekolah Memprihatinkan

Kompas.com, 2 Mei 2025, 20:50 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengunjungi SDN Leuwibatu 02 dan 03, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025).

Kedatangan Mendikdasmen untuk melihat secara langsung kondisi sekolah yang rusak tersebut. Ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2025.

Dalam kesempatan itu, ia melihat bangunan atap plafon berlubang, dinding serta keramiknya retak.

Kondisi bangunan kedua sekolah yang berdampingan ini sangat-sangat memprihatikan. Ruang kelas dan ruang guru sangat terbatas. Akibatnya, 310 pelajar di sekolah ini harus bergantian menggunakan ruang kelas. 

Baca juga: Kunjungi SDN Leuwibatu Bogor, Mendikdasmen: Jangan Rendah Diri Sekolah di Desa

Sebelum sampai di lokasi, Menteri juga harus melewati jalanan berlubang dan digenangi lumpur. Jalan tersebut rusak sehingga membuat siswa dan guru kesulitan atau harus ekstra kuat untuk mencapai sekolah.

Kompas.com merasakan langsung saat melintasi jalan itu menggunakan sepeda motor. Kondisinya tampak dipenuhi lubang yang bisa membahayakan pengguna jalan.

Jalanan berbatu dengan kontur yang terjal membuat sepeda motor harus tahan agar bisa melewati jalan desa. Apalagi jarak tempuhnya cukup jauh dari jalan raya atau lebih kurang sejauh 1 hingga 2 kilometer.

Saat melintas, jalan berlubang ini terlihat tertutup lumpur usai diguyur hujan kemarin sore. 

Kerusakan jalan ini tentu menghambat aktivitas siswa dan guru untuk berangkat dan pulang dari sekolah. Apalagi, aksesnya yang cukup jauh atau berada di pelosok pedesaan yang dipenuhi banyak pohon-pohon.

"Kita tahu bagaimana keadaan pendidikan di masyarakat yang lebih nyata (bangunan sekolah rusak dan akses jalan sulit). Ya, ini semuanya memang ada kekurangan. Tapi nanti kita perbaiki bersama-sama dan bagaimana agar semua pendidikan di manapun berada kita usahakan dapat diperbaiki dan dibantu," ucap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti kepada Kompas.com, Jumat.

Program revitalisasi sekolah

Adapun SDN Leuwibatu 02 dan 03 terpilih menjadi bagian dari program pembangunan, revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran.

Program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden.

Mu'ti menyampaikan komitmen pemerintah untuk membangun ulang bangunan sekolah SD tersebut menjadi dua lantai. 

Selain itu, akan dibangun fasilitas sarana smart classroom, perpustakaan, lengkap dengan toiletnya. Untuk saat ini pemerintah telah memberikan bantuan smart board atau papan interaktif digital.

"Sekali lagi ini adalah bagian dari komitmen bapak presiden,agar pendidikan kita semakin maju,pendidikan kita semakin berkualitas. Maka salah satu yang beliau tekankan adalah pembangunan sarana dan prasarana pembelajaran,yang sesuai dengan standar pendidikan yang berkualitas," tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau