Sementara itu, Kepala SDN Leuwibatu 03, Sudrajat mengakui sulitnya mendapat pendidikan dan akses yang layak di Kabupaten Bogor. Kerusakan yang sudah berpuluh-puluh tahun, baru kali ini diperbaiki.
"Dari 20 tahunan belum pernah diperbaiki, kita bahkan memperbaiki secara mandiri karena terbentur peraturan yang ada. Jadi sungguh sangat sulit, bisa dilihat sangat kurang dan kalau kita lihat dengan nyata, menyedihkan. Jadi siswa kita tuh ketika ingin olahraga saja, kita harus ke lapangan yang jaraknya jauh banget 1 km," ungkap Sudrajat.
Baca juga: Sekolah Muhammadiyah Kekurangan Pengajar, Mendikdasmen: Guru ASN bisa Mengajar di Sekolah Swasta
"Ambruk juga pernah di tahun 90,an, kalau yang sekarang (tahun ini) itu bukan ambruk, tapi rusak berat. Saya aja jauh perjalanan untuk ke sini lewat jalan-jalan (rusak) itu. Sejak awal ditugaskan ini di pelosok, Alhamdulillah kita nikmati aja lah, jangan ngeluh," imbuhnya.
Dengan kedatangan Mendikdasmen di Hardiknas ini, ia dan para murid dan guru sangat berterima kasih. Sebab, sekolah ini menjadi percontohan program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran yang diluncurkan oleh Presiden hari ini.
Menurutnya, Menteri juga sudah melihat langsung kondisi bangunan dan berkomitmen untuk merevitalisasi sekolah SDN Leuwibatu 02 dan 03 di Kabupaten Bogor.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang