KARAWANG, KOMPAS.com - Edwin Setiawan (29), ayah yang demo sendirian karena menilai ada kelalaian, mengungkap kronologi bayinya meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
Edwin mengatakan, pada Selasa (29/4/2025) pukul 02.00 WIB, istrinya dirujuk ke RSUD Karawang karena mengalami pendarahan.
Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), istrinya mendapatkan penanganan dengan diberi infusan.
Pada pukul 07.00 WIB, istrinya baru dipindahkan ke ruang rawat inap.
Baca juga: Bayi Meninggal Saat Lahir, Warga Karawang Unjuk Rasa Seorang Diri di Depan RSUD Karawang
Edwin menyayangkan hingga siang hari istrinya belum mendapatkan penanganan meski mengalami pendarahan tiga kali dan air ketuban pecah.
Edwin pun meminta agar dilakukan segera penanganan operasi sesar, tetapi malah disuruh untuk terus menunggu.
Hingga pukul 18.00 WIB, operasi baru dilakukan pihak rumah sakit.
"Tetapi tiga jam setelah operasi, bayi saya dinyatakan meninggal," kata Edwin kepada Kompas.com via sambungan telepon, Rabu (07/5/2025).
Edwin menilai ada kejanggalan dalam penanganan proses melahirkan istrinya tersebut.
Bayinya dinyatakan meninggal karena sumbatan saluran pernapasan.
Namun, tidak ada penjelasan mengenai penyebab penyumbatan tersebut.
"Bayi saya katanya dinyatakan meninggal karena sumbatan saluran pernapasan, tetapi karena apa? Ini kan aneh," kata dia.
Umur kehamilan istrinya 8 bulan.
Bayinya lahir dengan berat badan 1,2 kilogram, sementara hasil USG menunjukkan 1,6 kilogram.
Karena itu, Edwin pada Senin (5/5/2025) melakukan unjuk rasa seorang diri untuk meminta penjelasan dari rumah sakit.