KUNINGAN, KOMPAS.com - Pangeran Djatikusumah, sesepuh Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda Wiwitan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meninggal dunia pada Jumat, (16/5/2025) pagi.
Jenazah Pangeran Djatikusumah rencananya akan disemayamkan di Curug Go'ong, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur.
Windoro Adi, sanak keluarga, menyampaikan kabar duka terkait berpulangnya Pangeran Djatikusumah.
Baca juga: Kebakaran Rumah di Cirebon, Nenek Seorang Diri Ditemukan Tewas
Pangeran Rama Djati, akrab disapa keluarga, meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB.
"Menyampaikan berita duka. Telah berpulang Pangeran Rama Djatikusumah sekitar sejam yang lalu. Mohon doanya," kata Windoro singkat kepada Kompas.com, Jumat siang.
Kepala Bagian Prokompim Kabupaten Kuningan, Deni Komara, menyampaikan bahwa Bupati Kuningan telah mendengar kabar duka tersebut.
Baca juga: PKL Sukalila Selatan Tolak Relokasi: Kami Ikon Cirebon, Kenapa Tak Bisa seperti Malioboro?
Bupati mengucapkan turut berduka dan berencana bertakziah ke kediaman Djatikusumah.
"Iya betul, Pak Bupati sudah mendengar (Djatikusumah meninggal), menyampaikan bela sungkawa, dan berencana takziyah," kata Deni saat dihubungi Kompas.com.
sejumlah warga Adat Sunda Wiwitan bertakziah ke Gedung Paseban Tri Panca Tunggal menemui jenazah Pangeran Djatikusumah, Jumat (16/5/2025) petang.Bupati direncanakan takziah setelah kegiatan bersama Gubernur Jawa Barat.
Pangeran Djatikusumah merupakan tokoh masyarakat Sunda Wiwitan di Jawa Barat.
Pria yang akrab dipanggil Pangeran Rama Djati oleh keluarga ini meninggal dunia di usia 93 tahun.
Pangeran Djatikusumah merupakan anak dari Pangeran Tedjabuana Alibassa dan seorang ibu bernama Ratu Saodah.
Dia juga memiliki garis keturunan dari seorang kakek bernama Pangeran Sadewa Madrais Alibassa Kusuma Wijaya Ningrat, yang dikenal dengan nama Pangeran Madrais, yang dikenal sebagai pejuang gerakan kebudayaan Agama Djawa Sunda (ADS).
Gerakan ini dinilai menjadi awal mula kemunculan Masyarakat Adat Karuhun Urang Sunda Wiwitan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang