Namun, komite orangtua tidak mengetahui sampai kapan siswa akan menumpang belajar di sekolah tersebut karena tidak ada kepastian dari Kemensos.
Baca juga: Sekolah Rakyat Bakal Dibangun di Kapuas dan Palangka Raya, Prioritaskan Siswa Kurang Mampu
"Yang ditawarkan malah yang ke Cicendo, itu malah kita enggak tahu sampai kapan karena tidak ada garansi setelah ini selesai," ucapnya.
Tri mewakili komite orangtua meminta Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan mengatasi masalah ini.
Ia mengingatkan bahwa sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini telah menjanjikan hibah kompleks Wyata Guna untuk kepentingan pendidikan penyandang disabilitas.
"Pak Prabowo harus turun tangan, dan menteri sosial harus menempati janjinya untuk menghibahkan kompleks Wyata Guna menjadi tempat penyelenggaraan pendidikan bagi penyandang disabilitas," pungkasnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebelumnya meluruskan bahwa sekolah tersebut tidak dibongkar untuk digantikan oleh Sekolah Rakyat program Kemensos, melainkan hanya diperbaiki.
Baca juga: Pemkab Manggarai Timur Usulkan Padang Savana sebagai Lokasi Pembangunan Sekolah Rakyat
"Jadi gini, sebenarnya bukan dibongkar diganti Sekolah Rakyat. SLB itu ada alokasi anggaran dari Kementerian PU. Kemudian dibangun Sekolah Rakyat," ujarnya.
Dedi memastikan bahwa setelah perbaikan selesai, siswa SLB Negeri Pajajaran dapat kembali menempati ruang kelas di sekolah tersebut.
"Setelah pembangunan itu nanti teman-teman SLB sekolah tetap di situ. Bersama-sama, sekolahnya dibagusin," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang