Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa Ini Jawab Jujur, Benarkah Anaknya Berubah Usai 2 Minggu di Barak Militer?

Kompas.com, 23 Mei 2025, 18:47 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com — Benarkah siswa bisa berubah hanya dalam waktu dua minggu mengikuti pendidikan karakter di barak militer?

Pertanyaan itu mengemuka di tengah sorotan terhadap program pembinaan disiplin yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Cantika (33), salah satu orangtua siswa peserta program ini, yang ditemui Kompas.com di rumahnya, buka suara.

Baca juga: Para Siswa Ungkap yang Sebenarnya Terjadi 2 Minggu di Barak Militer

Cantika mengaku tak menyangka dengan perubahan sikap anaknya, MA (14), setelah mengikuti program pendidikan karakter di barak militer selama dua pekan.

Putranya yang kini duduk di kelas 7 SMP itu menjadi lebih disiplin, mandiri, dan jauh dari ketergantungan terhadap ponsel.

Baca juga: Kisah Siswa Pulang dari Barak, dari Full Pegang HP hingga Bangun Tidur Sendiri

"Alhamdulillah perubahannya sangat luar biasa, sekarang anaknya bisa bangun sendiri tanpa harus dibangunin," kata Cantika saat ditemui di rumahnya di Purwakarta, Jumat (23/5/2025).

Baca juga: Para Siswa Ceritakan Perlakuan TNI yang Ubah Hidup Mereka 2 Pekan di Barak Militer

MA diketahui merupakan satu dari 38 siswa yang mengikuti pendidikan karakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta. Program ini berlangsung sejak 1 Mei hingga Minggu (18/5/2025).

Cantika, orang tua siswa yang mengikuti pendidikan militer di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (23/5/2025).KOMPAS.COM/FARIDA Cantika, orang tua siswa yang mengikuti pendidikan militer di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (23/5/2025).
Kini, MA bangun pukul 04.00 WIB, langsung mandi, lalu berangkat ke masjid untuk sholat subuh.

Pukul 05.30 WIB, ia sudah berada di sekolah dan bertugas sebagai petugas SGS sekaligus duta kedisiplinan sekolah.

Baca juga: Tetap Evaluasi Program Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak, Kak Seto: Maaf, Jangan Gengsi Jadi Nasional

"Dia jadi petugas SGS. Jadi duta kedisiplinan sekolah juga," ujar Cantika bangga.

Tak hanya pagi hari, malam pun berubah. MA kini tidur pukul 21.00 WIB tanpa perlu diingatkan. Aktivitas sepulang sekolah pun berubah menjadi lebih positif.

"Udah terlepas dari HP, agak terlepas, sekarang udah jarang. Kalau sekarang seperlunya aja," kata Cantika mengungkap kebiasaan baru anaknya yang dulunya sangat lekat dengan gawai untuk bermain game dan media sosial.

Baca juga: Ketika Siswa di Purwakarta Ingin Kembali Masuk ke Barak Militer...

Bahkan, Cantika menyebut anaknya sempat mengungkapkan kerinduan untuk kembali ke barak militer.

"Kemarin juga dia bikin status kangen masuk lagi ke barak. Dia beberapa kali nanya-nanya terus sama gurunya, kapan kita ke barak lagi, pengen nginep," tutur Cantika menirukan kata-kata putranya.

Menurut Cantika, suasana pelatihan yang menyenangkan dan pelatih yang ramah menjadi alasan utama MA ingin kembali ke barak.

Sejak kembali dari pelatihan, aktivitas MA masih terus dipantau oleh pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) serta Dinas Sosial (Dinsos) Purwakarta.

"Misalnya saat shalat, difoto dan dikirim ke guru MA. Oleh gurunya dikirim ke Dinsos dan Disdik," jelas Cantika.

Meski hanya dua pekan, Cantika menyebut perubahan yang dirasakan cukup besar.

Ia mengaku bersyukur dan berharap program seperti ini bisa terus berlanjut. (Penulis: Kontributor Karawang Faridan Farhan)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau