Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suporter Persikas Temui Dedi Mulyadi untuk Minta Maaf dan Minta Carikan Investor

Kompas.com, 30 Mei 2025, 21:51 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Suporter Persikas yang sebelumnya terlibat dalam insiden kontroversial, pada Jumat (30/5/2025) mendatangi kediaman Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan.

Mereka datang untuk meminta maaf dan berharap Gubernur dapat mencarikan investor agar klub sepak bola kebanggaan masyarakat Subang tersebut tidak dijual.

Aliansi suporter Persikas menghadiri pertemuan tersebut sebagai bentuk permohonan maaf atas kejadian yang terjadi pada Rabu (28/5/2025) malam saat acara Gubernur di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang.

Baca juga: Kemarin Ngamuk, Kini Dedi Mulyadi Lempar Candaan soal Persikas: Urus Istri Saja Belum Bisa

Rizki menegaskan harapan mereka agar Gubernur Jabar dapat membantu memfasilitasi modal atau mencari investor untuk mendukung keberlangsungan Persikas di Liga 2.

"Kami berharap pak Gubernur bisa mencari investor untuk Persikas," ungkapnya.

Selain itu, Rizki menambahkan bahwa aliansi suporter juga meminta Dedi Mulyadi untuk memfasilitasi pertemuan antara Bupati Subang Reynaldy dan Manajemen Persikas guna mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi klub tersebut.

Mereka menginginkan agar Persikas tetap ada di Kabupaten Subang dan tidak ingin klub itu diakuisisi atau berganti nama.

"Kami tak berharap banyak kepada Persikas bisa berlaga di Liga 1, namun yang kami harapkan Persikas tetap ada di Subang," kata Rizki.

Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa ia telah memaafkan para suporter yang terlibat.

Namun, ia mengingatkan agar aspirasi disampaikan kepada pihak yang tepat.

"Salurkan dan sampaikan aspirasi ke orang yang tepat, soal Persikas tentunya sampaikan aspirasi ke Manajemen Persikas bukan ke Gubernur Jabar, karena tak ada hubungannya Pemprov Jabar dengan Persikas," jelas Dedi.

Dedi juga memahami betapa besar rasa cinta para suporter terhadap klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Subang.

"Tentunya semua aspirasi para Suporter Persikas kita kembalikan ke manajemen, dan tentunya saya sendiri juga berharap ada jalan terbaik atau solusi terbaik bagi Persikas untuk tetap ada di Subang," harapnya.

Dedi Mulyadi menilai kehadiran para suporter di Lembur Pakuan sebagai tanda bahwa semua masalah sebelumnya telah diselesaikan.

"Kita sama-sama sudah saling memaafkan dan semoga tidak terulang di kemudian hari," tutupnya.

Baca juga: Bikin Dedi Mulyadi Ngamuk, Ini Alasan Suporter Persikas Bentangkan Spanduk

Insiden tersebut sebelumnya terjadi ketika Dedi Mulyadi menghadiri acara “Nganjang ka Warga” di Desa Sukamandijaya, di mana puluhan suporter membentangkan spanduk bertuliskan "Selamatkan Persikas".

Aksi ini ditujukan sebagai protes atas kabar akan diakuisisinya klub Persikas oleh pihak lain.

Dedi yang saat itu berada di atas panggung menanggapi dengan nada marah dan meminta para pemuda untuk menurunkan spanduk, yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau