Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak Pemkab Bandung Terapkan Barak Militer ala Dedi Mulyadi, Ketua Komisi D: Ada 25.000 Anak Putus Sekolah

Kompas.com, 14 Juni 2025, 20:51 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat sudah mulai menerapkan program barak militer sebagai salah satu solusi untuk menangani siswa yang bermasalah.

Namun hingga pertengahan bulan Juni 2025 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung belum juga melaksanakan program strategis yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tersebut.

Hal tersebut pun memicu desakan dari DPRD Kabupaten Bandung agar pemerintah daerah segera menindaklanjuti kebijakan yang dinilai penting untuk masa depan pendidikan dan generasi muda.

Baca juga: Siswa Menangis Saat Keluar Barak, Dedi Mulyadi: Karena Betah Enggak Mau Pulang

Salah satunya datang dari Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar.

Dia menyampaikan bahwa banyak persoalan siswa bermasalah yang masuk ke pihaknya, termasuk ke komisinya.

Menurut Cecep, ketika pihak sekolah dan orang tua sudah tidak mampu menangani, maka negara dalam hal ini pemerintah wajib hadir dengan solusi nyata.

Salah satunya seperti konsep barak militer yang diterapkan Dedi Mulyadi.

"Saya kira barak militer merupakan konsep strategis. Jadi pemerintah harus hadir, di saat rakyat memerlukan, membutuhkan kebijakan yang strategis. Menurut saya ini kebijakan strategis," ujar Cecep, Sabtu (14/6/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Klaim Sekolah Kebangsaan Barak Istimewa Tekan Mabuk dan Tawuran

Cecep menilai, kebijakan yang sebelumnya diperkenalkan Dedi Mulyadi dan kini mulai dijalankan di beberapa wilayah merupakan langkah strategis yang patut diadopsi daerah, termasuk Kabupaten Bandung.

"Hanya di sini saya disampaikan, jangan melihat tempatnya. Kalau tempat itu, asal di situ infrastrukturnya mendukung terhadap kegiatan belajar mengajar, kemudian makan bergizi dan tidurnya terjamin, bercukupan saya kira tidak masalah," katanya.

Lebih lanjut, Cecep menegaskan fokus program ini bukan pada aspek militeristiknya, melainkan pada pembentukan karakter siswa.

Baca juga: Anggaran Jadi Alasan Pemkab Bandung Belum Kirim Siswa ke Barak Militer

Salah satunya seperti kedisiplinan yang diiringi dengan kurikulum akademik dan moral

Cecep menilai bahwa sebenarnya Kabupaten Bandung sudah siap menjalankan program ini.

Namun, pelaksanaannya masih tertunda karena belum adanya koordinasi dan data yang lengkap dari Dinas Pendidikan.

"Sebenarnya bukan tidak siap, kita sudah siap sebenarnya. Belum terlaksanakan mungkin saja data-datanya ini belum masuk. Saya yakin satu, dua orang seperti yang saya alami itu, sudah ada nama-namanya sudah ada. Cuman ini belum terkoordinasi dengan baik," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau