Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Solusi Adil soal UU ODOL, Dedi Mulyadi: Sopir Harus Tetap Bawa Uang ke Rumah

Kompas.com, 19 Juni 2025, 20:11 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sopir truk yang menolak penerapan Undang-Undang Over Dimension Over Loading (UU ODOL).

Dalam tanggapannya, Dedi menyerukan perlunya solusi yang adil bagi semua pihak terkait kebijakan tersebut.

Aksi demonstrasi yang berlangsung di kawasan Padalarang ini menyebabkan kemacetan panjang dan mengganggu arus lalu lintas sejak pagi hingga siang hari.

Baca juga: Sopir Truk Tolak UU ODOL di Tol Soroja: Kian Tertekan, Kami Korban Preman dan Pungli...

Para sopir truk yang tergabung dalam sejumlah komunitas mengeluhkan kebijakan pembatasan muatan yang dianggap merugikan penghasilan mereka secara langsung.

Dedi Mulyadi menilai bahwa akar persoalan dalam kebijakan ODOL adalah meningkatnya angka kecelakaan serta kerusakan infrastruktur akibat beban kendaraan yang melebihi ketentuan.

"Problem kita hari ini itu kan problemnya banyak kecelakaan lalu lintas, kemudian beban kendaraan yang berdampak pada semakin menurunnya daya dukung transportasi," ujar Dedi saat ditemui di Bandung Barat, Rabu (19/6/2025).

Meskipun demikian, Dedi juga menyoroti masalah yang dihadapi sopir truk dari segi ekonomi, terutama rendahnya pendapatan bersih yang mereka bawa pulang.

Menurutnya, mahalnya biaya operasional seperti bahan bakar, tarif tol, dan suku cadang membuat sopir hanya mendapatkan sisa pendapatan yang sangat kecil, bahkan sering kali tanpa kernet.

“Biaya produksi untuk angkutan truk itu memang agak mahal, sehingga sopir itu tidak kebagian,” kata Dedi.

Ia menyebutkan bahwa para sopir truk hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp100.000 hingga Rp160.000 per hari, kondisi yang membuat mereka keberatan jika aturan ODOL diterapkan secara kaku tanpa skema insentif yang berpihak.

"Mereka keberatan karena tidak dapat lebih. Nah ini harus kita bicarakan secara bersama, bagaimana caranya agar mobil ini bebannya sesuai ketentuan tetapi mereka tetap punya uang lebih di bawa ke rumah,” sebut Dedi.

Baca juga: Demo Sopir Truk Tolak Aturan ODOL di Bandung Tutup Tol Soroja

Dedi juga mengaku memahami betul kondisi sopir truk karena dirinya pernah langsung menangani permasalahan truk saat menjabat sebagai kepala daerah sebelumnya.

Sementara itu, arus lalu lintas di Tol Cipularang mulai kembali lancar menjelang sore hari setelah aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan melakukan pengalihan arus dan pembubaran massa secara bertahap.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau