TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Suasana berbeda terlihat di SMA Pasundan 1 di Jalan Dewi Sartika, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat sekolah-sekolah negeri mulai sibuk sejak subuh akibat aturan baru jam masuk pukul 06.30 WIB.
Pantauan Kompas.com pada Senin (14/7/2025) pukul 06.20 WIB, gerbang sekolah masih tertutup dan tidak terlihat satu pun pelajar yang datang, berbeda dengan kondisi di SMA dan SMK negeri lainnya di Kota Tasikmalaya yang sudah ramai sejak pagi.
Sekolah ini sebelumnya dikenal sebagai almamater tokoh daerah, seperti mantan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Wakil Gubernur Jawa Barat Cecep Nurul Yakin.
"Kalau setiap hari di sekolah ini muridnya sedikit dan katanya yang daftar siswa baru tahun ini semakin sedikit lagi," ujar Purnama (56), warga sekitar yang ditemui saat membeli bubur ayam di depan sekolah.
Ia menyebut, dulu suasana SMA Pasundan 1 jauh berbeda.
"Kalau dulu, di sekolah ini waduh ramai banget siswanya. Kalau pagi seperti ini sudah pada berkumpul di depan gerbang," katanya.
Baca juga: Band Hindia Dituduh Satanic dan Ditolak di Tasik, Diky Chandra: Ini Jadi Pelik
Minimnya jumlah siswa baru diduga imbas kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang membatasi jumlah rombongan belajar (rombel) di SMA dan SMK negeri maksimal 50 siswa per kelas.
Kondisi ini juga disebut memperparah daya saing sekolah swasta.
"Kalau di Tasik memang sekolah swasta sudah tutup dua yang banyak alumninya, yaitu SMA Pancasila dan SMK Periwatas. Iya, mungkin karena murid sudah berkurang, ditambah ada aturan baru lagi, jadi bisa ada yang bangkrut lagi kalau sekolah swasta," ucap Purnama.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang