Editor
KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menurunkan tim untuk menelaah kejadian kematian seorang siswa SMA Negeri di Kabupaten Garut, Jawa Barat, agar bisa diketahui persoalan seutuhnya.
"Kami membawa tim dari Inspektorat Jenderal dari Kementerian Pendidikan untuk bisa menelaah persoalan ini lebih utuh," kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq kepada wartawan di Garut, Rabu (16/7/2025), dikutip dari Antara.
Ia menuturkan Kemendikdasmen sudah mendapatkan informasi adanya seorang siswa yang mengakhiri hidup di rumahnya di Kabupaten Garut.
Fajar menyampaikan sebagai perwakilan dari Kemendikdasmen sudah melakukan takziah menemui orangtua dari siswa tersebut untuk menyampaikan belasungkawa.
Baca juga: Siswa SMA Garut Bunuh Diri karena Tidak Naik Kelas dan Diduga Di-bully
"Kami juga memberikan dukungan moril agar sabar dan tabah menghadapi musibah ini, dan kami menghargai dan mengapresiasi pihak keluarga telah menyikapi permasalahan ini dengan kepala dingin," katanya.
Ia mengatakan Kemendikdasmen saat ini tidak hanya mengkaji hasil investigasi terkait persoalan kasus tersebut, dan juga mengecek efektivitas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
"Kami sedang menelaah kajian-kajian investigasi yang sedang berjalan, kami juga sudah melakukan kajian tersendiri mengevaluasi, kami juga kebetulan sedang mengevaluasi efektivitas TPPK," katanya.
Ia menambahkan persoalan siswa tersebut sebelumnya sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut.
Pihak keluarga, kata dia, juga meminta semua pihak untuk tidak beropini tentang kematian siswa tersebut supaya tidak memperkeruh suasana dan menghormati suasana duka keluarga.
Baca juga: Keluarga Siswa yang Meninggal Diduga karena Bullying di Garut Minta Semua Pihak Tahan Opini
Fajar juga meminta pihak sekolah untuk mengedepankan prinsip pendidikan di sekolah yang nyaman, aman, tanpa adanya unsur kekerasan, perundungan, karena sekolah merupakan rumah kedua siswa.
"Kami juga meminta seluruh anggota pendidikan, dinas pendidikan, sekolah, kepala sekolah untuk mengikuti prinsip-prinsip bahwa sekolah itu tempat yang aman, tempat yang nyaman, tidak ada unsur kekerasan, tidak ada bully di sekolah," katanya.
Sebelumnya, seorang siswa kelas X SMA Negeri di Garut mengakhiri hidupnya di rumahnya, Senin (14/7/2025).
Kejadian itu kemudian ramai dan menjadi perbincangan di media sosial karena diduga korban perundungan di sekolah.
Kepolisian Resor Garut sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan, dan lebih mengarah dugaan bunuh diri.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tangani Kasus Siswa SMA Garut Bunuh Diri karena Tak Naik Kelas dan Bully
Bunuh diri bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang