GARUT, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi kasus meninggalnya seorang siswa SMA di Garut.
Pada Kamis (17/7/2025), Dedi menemui orangtua korban di rumah duka dan memanggil pihak SMAN 6 Garut ke kantor Bakorwil di Garut.
Pertemuan ini dilakukan sehari setelah pernikahan putra sulungnya, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Dedi Mulyadi Tangani Kasus Siswa SMA Garut Bunuh Diri karena Tak Naik Kelas dan Bully
Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, membagikan momen tersebut melalui akun Instagram @dedimulyadi71.
Ia mengaku telah bertemu dengan kedua orangtua siswa yang meninggal, yang menurutnya disebabkan oleh keputusasaan.
"Ini saya telah bertemu dengan orangtua (nama siswa yang diungkapkan ibu korban) yang meninggal karena keputusasaan dan berdasarkan apa yang disampaikan di media sosial yang ibu sampaikan, silakan sebentar saja bu menyampaikan," ujar Dedi kepada orangtua korban.
Baca juga: Bongkar Bangunan Liar TPA Sarimukti, Dedi Mulyadi: Ada yang Makan Beras, Daging, dari Sampah...
Orangtua korban, yang sejak anaknya meninggal enggan berkomentar, sempat terdiam dan menengok ke suaminya.
Ibu korban kemudian menjelaskan, tidak naik kelas menjadi salah satu penyebab anaknya mengambil langkah tersebut.
"Dan dinyatakan tidak naik itu juga termasuk salah satunya," ungkap sang ibu.
"Dan kemudian juga keputusasaannya dinyatakan tidak naik di sekolah kan gitu," tambah Dedi yang langsung dibenarkan sang ibu dengan anggukan kepala.
Dedi menegaskan pentingnya mediasi untuk menemukan solusi.
"Untuk memediasi, agar masalahnya ditemukan, untuk itu semua pihak untuk tenang, insyaAllah gubernur Jawa Barat akan mengatasi masalah ini sampai tuntas, haturnuhun," tutup KDM.
Setelah pertemuan dengan orangtua siswa, Dedi memanggil kepala SMAN 6 Garut dan sejumlah guru terkait ke kantor Bakorwil Garut. Pertemuan berlangsung tertutup.
Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi mengakui, telah bertemu dengan gubernur.
"Hasilnya nanti disampaikan pak gubernur, semua nanti disampaikan pak gubernur," sambil bergegas menuju mobil.
Kompas.com berupaya mengonfirmasi KDM di kantor Bakorwil, namun petugas keamanan tidak memperbolehkan wartawan masuk meskipun telah memperkenalkan diri.
Petugas meminta wartawan menunggu di pos keamanan karena KDM masih ada acara keluarga.
Beberapa saat kemudian, Dedi Mulyadi tampak keluar dan meninggalkan kantor Bakorwil.
Setelah keluar dari gedung, Dedi tidak langsung pulang dan mampir ke sebuah toko akuarium di Jalan Cimanuk Garut untuk mengantar anaknya.
Kompas.com kembali mencoba mewawancarai KDM, namun tim keamanan menegaskan bahwa KDM tengah mendampingi anaknya.
"Nanti lihat aja di IG bapak," jawabnya ketus ketika Kompas.com menyampaikan maksud wawancara.
Bunuh diri bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang