Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Tas hingga Sajadah Travel di Bandung Ini Terbuat dari Plastik

Kompas.com, 21 Juli 2025, 08:29 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Firdilla Qonita maju ke depan. Sambil tersenyum, ia memperlihatkan hasil karya Sugar Souvenir di hadapan para peserta workshop Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB) 2025 bertajuk Sunda Karsa Fest.

Produk dari Kabupaten Bandung ini memiliki keunikan sendiri karena dibuat dari hasil olahan sampah plastik kresek. Sampah tersebut ia sulap menjadi aneka suvenir bernilai seni dan ekonomi.

"Sampah bisa menjadi kreasi bernilai tinggi. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk edukasi masyarakat soal pentingnya pemilahan sampah dan potensi pemberdayaan di baliknya," ujar Firdilla, belum lama ini di Kantor Dekranasda Jawa Barat.

Baca juga: Sunda Karsa Fest 2025: Hadirkan 244 UMKM, Dedi Mulyadi Fashion Show, Catat Tanggalnya

Tembus Amerika Serikat

Usaha yang dirintis sejak 2016 ini telah mempekerjakan 12 orang karyawan dan menggandeng 20 mitra untuk memproduksi tas belanja, pouch, sajadah travel, hingga tempat kartu identitas.

Dalam sebulan, Sugar Souvenir mampu mengolah 100 kilogram plastik kresek menjadi 20 ribu suvenir dengan omzet lebih dari Rp 200 juta.

Produk-produknya pun telah menembus pasar nasional dan internasional, seperti Malaysia, Singapura, hingga Amerika Serikat.

Baca juga: Antisipasi Perang Tarif Global, 115 UMKM Bangka Belitung Bertransformasi

Bros Unik

Tak hanya Firdilla, Vonny Ardelya, founder Ardelya Craft dari Kota Bandung, juga menampilkan souvenir unik.

Yakni Batik Bros Premium bertema "Jata Tulus Rahayu". Bros ini dibuat dari kain perca batik berpadu batu alam, logam, dan tembaga yang dirangkai menjadi aksesori bernilai seni tinggi.

"Bahan baku kami berasal dari pengrajin lokal di Garut dan Padalarang. Karya ini bukan sekadar estetika, tapi juga mengandung filosofi budaya Pasundan," jelas Ardelya.

Dengan lima karyawan tetap, Ardelya Craft mampu memproduksi ratusan bros per bulan dan membukukan omzet hingga Rp200 juta.

Sejak berdiri pada 2009, produknya telah menembus pasar Asia dan Eropa.

Sementara itu, Rizki, perwakilan Kabupaten Sukabumi, memperkenalkan kriya dari pelepah pisang yang diolah menjadi kaligrafi, sketsa wajah, lukisan, hingga peci.

"Bahan bakunya tersedia di alam, tinggal bagaimana kita mengolahnya dengan imajinasi dan ketelitian, tinggal yang penting imajinasi kita dalam mencurahkannya ke dalam sebuah karya seni," ujar Rizki.

Usahanya telah melibatkan 8 karyawan tetap dan warga sekitar, terutama untuk memenuhi permintaan instansi dan perusahaan yang menggunakan produk ini sebagai cinderamata.

KKJB 2025 Sunda Karsa Fest

Sunda Karsa Fest 2025 melibatkan lebih dari 300 pelaku UMKM yang menghadirkan lebih dari 100 ribu produk lokal berkualitas, mulai dari fesyen, kriya, hingga kuliner. Setiap harinya, acara ini dikunjungi sekitar 2.500 orang.

Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Muhamad Nur mengatakan, Sunda Karsa Fest merupakan representasi sinergi ekonomi kerakyatan dan penguatan budaya lokal dalam kerangka digital.

“Pengembangan UMKM, budaya, dan pariwisata di Jawa Barat menjadi program kerja strategis kami,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau