TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Proyek perbaikan jalan Provinsi Jawa Barat di Jalan AH Nasution, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sangat rawan kecelakaan dan membuat pengendara motor berjatuhan pada Senin (21/7/2025).
Perbaikan jalan dari Bundaran Bypass Mangkubumi sampai Jembatan Cikunir, Kabupaten Tasikmalaya, itu merupakan jalan utama provinsi yang langganan macet tiap harinya karena perbatasan Kota Tasikmalaya dan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Masyarakat Tasikmalaya menilai proyek itu aneh karena bukannya pengaspalan secara keseluruhan, malah dilakukan penambalan dengan pengerukan aspal lama yang menyebabkan korban kecelakaan.
Baca juga: Tegaskan Dana Pesta Nikah Anaknya dari Uang Pribadi, Dedi Mulyadi: Tak Ada Kaitan Pemerintah
"Selama hampir 13 tahun lamanya, jalan provinsi itu kondisinya bergelombang karena perbaikannya hanya dilakukan penambalan dan belum pernah lagi diaspal secara keseluruhan. Tadi saja, ibu-ibu sudah jatuh lagi di motor karena pengerukan jalan lama sangat berbahaya karena licin," jelas Bunbun Purnama (46), salah seorang warga Mangkubumi di lokasi kejadian, Senin siang.
Bunbun bersama warga lainnya berharap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bisa memilih pelaksana pekerjaan proyek jalan strategis yang profesional dan tidak asal-asalan.
Apalagi jalan provinsi Mangkubumi-Singaparna ini hampir setiap pagi dan sore harinya sangat padat dilalui mobil dan motor.
"Minimal ada plang dipasang untuk memberi tahu pengendara bahwa ini lagi pengerjaan jalan dan berhati-hati. Kalau ini tidak ada, dibiarkan saja bekas pengerukan proyek itu dan membuat jalan berlobang dan bergerigi belum ditambal aspal. Itu bahaya sekali," tambah Bunbun.
Sukmana Umar (54) mengaku perbaikan Jalan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, oleh Provinsi Jabar ini hanya sebatas ditambal saja dan belum diperbaiki secara keseluruhan.
Bahkan, perbaikan jalan selalu dilakukan siang hari yang membuat jalan raya semakin macet dan berdebu, mengganggu masyarakat di pinggir jalan.
"Seharusnya kalau jalan ramai, perbaikan jalannya malam hari saat sepi motor dan mobil. Terus ini kayak semena-mena saja pekerjanya bikin macet, mentang-mentang perbaikan jalan provinsi," kata dia.
Apalagi, perbaikan jalan sepanjang Cibanjaran sampai ke Perbu, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, menyebabkan beberapa pengendara motor kecelakaan karena tidak ada rambu-rambu bahaya perbaikan jalan.
Baca juga: Cuaca Buruk di Tasikmalaya Sebabkan 471 Kasus Demam Berdarah, 2 Pasien Meninggal
"Tolonglah kepada Pak Dedi Mulyadi, hal begini dirapikan anak buahnya, tujuannya bagus perbaikan menambal jalan, tetapi jangan semena-mena dong pekerjanya di lapangan. Ini kan tambal jalan, bukan seluruhnya diaspal lagi," ujarnya.
Seorang pengendara motor perempuan mengalami kecelakaan akibat perbaikan jalan Provinsi Jawa Barat di Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang tak mengindahkan aturan pemasangan rambu-rambu proyek pengerjaan pada Senin (21/7/2025). Masyarakat Tasikmalaya pun menggelar aksi bentang spanduk protes kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi, yang semena-mena dalam mengambil keputusan yang merugikan kondisi masyarakat.Hal yang sama diutarakan Ucup Mastur (45), perbaikan tambal jalan provinsi ini bersamaan dengan penggalian irigasi di pinggir jalan membuat pasokan air PDAM ke wilayah Kota Tasikmalaya terganggu sudah dua pekan terakhir.
"Itu air juga PDAM mati ke wilayah kota. Katanya pipa PDAM rusak oleh alat berat perbaikan jalan. Pak Gubernur Dedi Mulyadi, kalau tahu kondisi di lapangan seperti ini pasti marah," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang