CIMAHI, KOMPAS.com - Sisa-sisa banjir belum sepenuhnya sirna dari halaman sekolah saat puluhan siswa berseragam olahraga mulai mengangkat ember, menyapu lumpur, dan mengelap lantai kelas yang kotor.
Sekolah mereka, Yayasan Pendidikan Darussurur di Kampung Panyaweuyan, RT 02 RW 13, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, terendam banjir selama lebih dari delapan jam.
Banjir datang pada Senin (28/7/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB, dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter hingga 1,2 meter.
Air baru benar-benar surut pada Selasa (29/7/2025) sekitar pukul 05.00 WIB, meninggalkan lumpur pekat dan genangan di sejumlah sudut ruangan.
Baca juga: Dua Siswi SLB di Cimahi Alami Trauma Pasca-pengusiran, Selalu Cemas dan Tak Mau Sekolah
Begitu langit terang dan air surut, para guru dan siswa langsung bergerak.
Mulai pukul 07.00 WIB, mereka membersihkan ruang kelas, perpustakaan, hingga ruang kepala sekolah yang terdampak.
Salah satunya, Viryal (14), siswa kelas VIII SMP Darussurur yang sejak pagi sudah ikut menyiram lumpur di ruang belajarnya.
“Tadi mulai dari jam 7 pagi, baru selesai sekitar jam 9. Tapi, itu juga belum semua bersih, lapangan masih penuh lumpur,” ujar Viryal saat ditemui Selasa pagi.
Dengan baju olahraga dan semangat yang tak surut, ia bersama teman-temannya mengeruk lumpur tanpa mengeluh.
“Enggak apa-apa, kan buat kenyamanan kita juga. Makanya tadi disuruh pakai baju olahraga, soalnya kan mau beres-beres kelas,” katanya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Janji Biayai Sekolah Keluarga Korban Longsor Cimahi
Menurut Viryal, ini bukan pertama kali sekolahnya kebanjiran setiap hujan deras turun, tetapi kali ini kondisinya lebih parah.
Lapangan sekolah kini masih tertutup lumpur setebal lima sentimeter, belum sempat dibersihkan karena fokus tenaga dikerahkan untuk membersihkan ruang kelas.
“Belum, fokus ke ruangan kelas dulu. Yang terdampak sekitar 8 kelas, kemudian perpustakaan, ruang kepsek, ruang komite, ruang satpam,” kata salah satu guru, Rohman M. Arifin.
Kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung sebagian, khususnya untuk jenjang SMP dan SMK yang tetap masuk dan membantu bersih-bersih.
Sementara siswa SD diliburkan sehari penuh dan baru dijadwalkan masuk kembali pada Rabu (30/7/2025), setelah kondisi sekolah benar-benar bersih.
“Sekarang cuma SMK dan SMP saja yang masuk, kalau anak SD full diliburkan. Ini kejadian yang ketiga di tahun ini, cuma dibanding banjir 2023, ini paling parah. Banjir enggak surut-surut, lebih dari 8 jam,” ujar Arifin.
Pihak sekolah berharap ada perhatian serius dari pemerintah kota agar persoalan banjir di kawasan tersebut bisa segera diatasi.
Sebab, jika dibiarkan berulang, proses belajar siswa akan terus terganggu dan fasilitas pendidikan bisa rusak lebih parah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang